Oleh : SK Budiardjo
Ketua FKMTI (Forum Korban Mafia Tanah Indonesia)
JurnalPatroliNews – Jakarta – Meski raga terpenjara, tapi pikiran saya tak bisa terpasung untuk terus memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara ini. Sebagaimana sudah saya tegaskan saat mengantar istri ke Rutan Pondok Bambu, saya sudah berpesan kepada Aguan, agar jangan merusak bangsa dan negaraku.
Baru-baru ini, saya mendengar kabar Group Djarum dan Wing”s Group hengkang dari konsorsium IKN pimpinan Agung Sedayu. Walau diklarifikasi bukan mundur, tapi hanya tak ikut proyek profit di IKN dan hanya sebagai menyalurkan CSR dalam bentuk Botanical Garden, saya meyakini para pengusaha mulai sadar bahwa membangun IKN secara politik dan bisnis tidak menguntungkan.
Kedepan, sangat mungkin satu per satu penguasaha lainnya juga akan menyusul mundur. Karena secara bisnis, membangun properti di daerah yang belum terbangun marketnya sama saja berjudi. Satu-satunya harapan agar market tercipta, agar ada demand property, ya menggunakan paksaan dari otoritas politik.
Pindah ibukota, adalah asas market yang akan tercipta di proyek IKN. Tapi, bagaimana jika kelak pindah IKN batal? Seluruh property yang dibangun akan mangkrak, dan masa depan IKN persis seperti apa yang dikatakan Wartawan Edy Mulyadi, hanya menjadi tempat ‘Jin Buang Anak’.
Sementara saat ini, konstelasinya masih tidak menentu. Tidak ada jaminan, Prabowo akan menang dan melanjutkan proyek IKN. Sementara Anies dan Ganjar, mengkritik Proyek tersebut.
Memaksakan meletakan telur investasi di keranjang proyek IKN, sama saja merelakan investasi membusuk. Sama saja bakar uang. Sama saja dengan bunuh diri dalam lobang neraka investasi.
Saya meyakini, para penguasa yang tergabung dalam konsorsium Aguan hanya sekedar menyenangkan hati Jokowi. Sebab, jika mereka menolak, mereka khawatir akan dikerjai bisnisnya.
Sementara Aguan, jelas akan pasang badan. Walau suatu saat, Aguan juga akan lari dari IKN jika kondisinya memaksa untuk itu.
Aguan tak tersentuh hukum saat perusahannya (Agung Sedayu Group) merampas tanah saya di Cengkareng, pastilah dibekingi oleh kekuasaan. Dan kekuasaan, saat ini memaksa Aguan terjun ke Proyek IKN untuk menyelamatkan muka Jokowi, dan untuk melanjutkan legacy bapak infrastruktur Indonesia. Dan jika proyek IKN lancar, Aguan dan seluruh penguasa yang terlibat akan untung beliung.
Komentar