Ambisi Swasembada Energi Presiden Prabowo, Bebaskan RI dari Tentakel Mafia Migas yang Mencekik

Mafia itu tidak ambil pusing dengan “kepentingan negara (bangsa)”, “kesejahteraan rakyat” dan berbagai jargon nasionalis sejenisnya. Mereka hanya melihat ada peluang memperkaya diri (dan kompradornya) maka… sikat saja! Kalau pun ada yang sampai berani menghalangi… sikat, pidanakan, kalau perlu bunuh. Ya, sekasar dan sekejam itu.

Ada kabar burung yang bilang bahwa mereka (para mafia itu) tidak segan-segan untuk membakar kapal tanker atau kilang dan fasilitas lainnya demi menghalangi program swasembada energi. Dimana dalam rangka swasembada energi semua fasilitas (yang mahal itu) sangatlah diperlukan.

Supply-chain migas sengaja direkayasa sedemikian rupa agar menguntungkan mereka, soal kepentingan bangsa yang lebih besar… ah persetan!

Segala instrumen hukum sudah banyak yang berada dalam daftar “payroll” mereka, sehingga semua urusan hukum bisa mereka diatur seenak perut mereka.

Tapi sekarang…

Kita melihat, dalam susunan team Presiden Prabowo kemarin ada nama Prof. Purnomo Yusgiantoro, mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sepanjang tahun 2000-2009, yaitu di era kepemimpinan Presiden Gus Dur dan disambung di era Megawati dan lalu di era Presiden SBY. Ia dilantik sebagai Penasihat Khusus Presiden Urusan Energi.

Ia akan bekerja sama dengan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang sedang sibuk-sibuknya mengurusi tetek bengek migas. Migas adalah komoditi yang telah dikonversi dari sumber daya alam menjadi sumber daya ekonomi. Dan ibarat gula tadi yang sedang dirubungi semut, ada semut yang baik dan ada pula semut yang jahat.

Kita berharap, Presiden Prabowo berani dan mampun memimpin teamnya untuk memotong tentakel-tentakel mafia migas yang sudah sejak lama bercokol mengangkangi negeri. Menyedot kekayaan kita dengan rakus, berapa ratus triliun anggaran yang mungkin sudah bocor… bocor… bocor…

Tentakel-tentakel inilah yang selama ini terus mencekik kita untuk gagal menuju swasembada energi.

Ayo Pak Prabowo, sikat saja!

Komentar