Benny menyampaikan bagaimana mewujudkan nilai Pancasila itu sendiri.
“Jika masyarakat memiliki nilai ketuhanan, mereka takut pada Tuhan; mereka mencintai Tuhan sehingga tidak akan menghancurkan martabat manusia lainnya. Martabat manusia lainnya tidak akan direduksi olehnya, sehingga nilai kemanusiaan dijunjung tinggi. Karena nilai kemanusiaannya dijunjung, maka mereka akan menjaga persatuan; itulah nilai persatuan. Karena bersatu, tidak ada mayoritas minoritas, semua orang sama, itulah sila keempat. Dan dari situ, tercipta kolaborasi untuk menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” bebernya.
“Maka, mereka yang mengamalkan nilai Pancasila tidak akan menjelek-jelekkan orang, menganggap orang lain dibawahnya, menganggap orang lain bisa ditindas, dan tidak memecah belah persatuan Indonesia.”
Dia pun menuturkan tugas dari para peserta, yang kebanyakan adalah masyarakat yang tinggal di Jerman, baik untuk pendidikan ataupun bekerja.
“Apa tugas kita? Isi ruang digital dengan menjaga kedamaian di dalamnya. Bangun terus kesadaran untuk literasi digital. Kobarkan pendidikan politik berdasarkan etika dan moral Pancasila. Berpolitik adalah untuk kesejahteraan umum, itulah cita-cita kita berbangsa dan bernegara, sebagaimana dituang dalam Pembukaan UUD 1945.”
Salah satu pendiri Setara Institute ini pun memberikan beberapa poin bagaimana demokrasi Pancasila tetap terjaga selama masa menyambut tahun pemilu 2024, yang intinya nilai Pancasila landasan berpolitik.
“Satu, elit politik mengedepankan Pancasila, sebagai etika publik dan alat pemersatu. Mereka tidak boleh bicara soal keluar dari Pancasila. Kedua, partai politik mengendalikan tim sukses dan sosial yang menyebarkan hoaks dan kebencian. Ketiga, partai politik mengedepankan nilai musyawarah mufakat. Keempat, penggiat media sosial menjadi pemutus kata bukan pengiya kata, menjadi kritis untuk menelaah informasi; anda harus menjadi wasit yang adil agar media sosial bukan penghancur tetapi menjaga persatuan Indonesia. Kelima, partisipasi publik diperlukan untuk menjaga moral dan pendidikan pemilih yang cerdas,” katanya menjelaskan.
Benny menutup paparannya dengan sebuah seruan.
“Mari gunakan konten cerdas untuk bantu generasi muda dan kawan-kawan kalian memilih, sehingga memiliki pemimpin yang memiliki jiwa Pancasila. Lawan radikalisme, politik identitas, dan rayuan ‘masa keemasan’ masa lalu.”
Komentar