JurnalPatroliNews – Tokyo – Nissan kini tengah menjajaki peluang kerja sama baru setelah rencana merger dengan Honda resmi dibatalkan. Pabrikan otomotif asal Jepang itu membuka kemungkinan kolaborasi dengan berbagai mitra, termasuk perusahaan di luar industri otomotif.
Mengutip Reuters, Jumat (7/2/2025), Nissan kini dikabarkan mulai melirik produsen chip asal Taiwan, Foxconn, sebagai calon mitra strategis. Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi perusahaan dalam menghadapi perubahan industri otomotif, terutama dengan semakin berkembangnya mobil listrik dan kendaraan berbasis perangkat lunak.
“Nissan kini lebih terbuka untuk bekerja sama dengan mitra baru, termasuk perusahaan teknologi, guna menghadapi perubahan besar yang dibawa oleh kendaraan listrik dan persaingan ketat dari produsen China,” ungkap dua sumber yang mengetahui diskusi internal perusahaan.
Merger dengan Honda Gagal, Nissan Beralih ke Rencana Baru
Sebelumnya, Nissan dan Honda dikabarkan tengah dalam pembicaraan merger untuk membentuk pabrikan mobil terbesar ketiga di dunia berdasarkan jumlah penjualan. Namun, negosiasi ini kandas setelah Honda dilaporkan ingin menjadikan Nissan sebagai anak perusahaannya, sebuah ketentuan yang dianggap menyimpang dari prinsip awal merger yang setara.
“Honda sempat menjajaki kemungkinan menjadikan Nissan sebagai anak perusahaan, yang berbeda dari konsep awal merger sebagai penggabungan yang setara,” kata sumber yang mengetahui negosiasi tersebut.
Dengan Honda yang memiliki nilai pasar hampir lima kali lebih besar dari Nissan, perusahaan berlambang “H” itu disebut mulai ragu terhadap kemampuan Nissan dalam memulihkan kondisi bisnisnya.
Sementara itu, Foxconn, yang tengah memperluas bisnis manufaktur kendaraan listrik, dilaporkan telah mendekati Nissan untuk menawarkan kerja sama. Namun, hingga saat ini, tawaran tersebut belum mendapat sambutan positif dari Nissan.
Menariknya, bisnis kendaraan listrik Foxconn dipimpin oleh Jun Seki, mantan eksekutif senior Nissan yang sebelumnya diproyeksikan sebagai CEO perusahaan, sebelum akhirnya posisi tersebut diberikan kepada Makoto Uchida.
Dengan kondisi pasar yang semakin kompetitif dan dominasi produsen EV asal China seperti BYD, keputusan Nissan untuk menjalin kemitraan dengan Foxconn dapat menjadi strategi baru dalam menghadapi tantangan industri otomotif modern.
Komentar