Kembali ke Akar, Kembali ke Sumber: Tasyakuran Anugerah Kepenyairan Adiluhung 2023 Prof. Dr. Abdul Hadi WM

Lahirlah, orang-orang bertitel, bersekolah tinggi tapi, hakikatnya, tak berpendidikan. Hanya menjadi orang terpelajar, tapi bukan orang terdidik.  Fakta keseharian kita menunjukan korupsi terbesar dilakukan orang-orang berijazah.

Ia menjelaskan bahwa pendidikan perlu menghidupkan “humaniora”, pemanusiaan manusia. Sastra, filsafat dipandang tak penting dalam pasar keseharian. Sastra dipinggirkan dan disingkirkan, hanya menjadi pelengkap kurikulum. Padahal, sastra mengajak manusia menghayati keindahan, nilai, dan mendengar pikiran jernih dan kebeningan nurani.

“Sastra menumbuhkan dan mengembangkan dimensi kemanusiaan paling esensial. Sastra memanusiakan manusia. Perlu ada oase-oase budaya yang menampilkan dan mengapresiasi puncak-puncak pencapaian dalam bidang humaniora, khususnya sastra.” Bebernya.

Dalam sepatah katanya,  Prof. Abdul Hadi WM mengingatkan bahwa  kita terlalu sering merujuk ke Barat. Termasuk dalam sastra. Padahal, Sastra Timur dan Islam tak kalah kaya dan dalam. Di Timur dan Islam, tradisi intelektual tersimpan dalam karya-karya sastra. Karena itu, penggalian pemikiran dan ide-ide hebat dimulai dari  menengok khazanah sastra Timur dan  sastra Islam sebagai warisan yang wajib dilanjutkan oleh generasi baru.”

Komentar