Benny: Kampus Menjadi Tempat Pembangunan Peradaban Baru

JurnalPatroliNews – Semarang – Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo, menyatakan bahwa kampus di Indonesia harus menjadi tempat pembangunan peradaban baru bangsa Indonesia. Hal ini dia sampaikan pada acara Dialog Kebangsaan Hari Pers Nasional 2023 tingkat Jawa Tengah dengan tema “Mewujudkan Kampus Kebangsaan” yang dilaksanakan di Universitas Semarang, Selasa (14/02/2023). Acara ini dilaksanakan dalam rangka merayakan hari Pers Nasional tahun 2023.

Keynote speech acara ini disampaikan oleh Menkopolhukam yang juga adalah Ketua Dewan Penyantun Universitas Semarang, Mahfud MD.

“Dalam perayaan hari pers nasional ini, pers harus tetap menjaga integritas dirinya untuk republik, untuk memajukan bangsa dan negara kita yang kita dirikan sama-sama. Harus kita ingat bahwa tanpa pers, belum tentu Indonesia merdeka. Pers menyemaikan ide berdirinya negara Indonesia kepada masyarakat lewat berita-berita

Benny, sapaan akrabnya, menyatakan bahwa diperlukan sebuah narasi kebangsaan yang kuat untuk mewujudkan persatuan kebangsaan Indonesia.

“Permasalahan kita adalah menghadapi situasi masyarakat dimana pendidikan karakter kebangsaannya nyaris tidak memiliki akar yang kuat. Akibatnya, masyarakat Indonesia mudah digiring kepada hal-hal yang terlihat konsumtif, mudah, instan, dan paham-paham luar yang terlihat menjanjikan,” ujarnya.

Teknologi, menurutnya, menjadi penjajah bangsa Indonesia.

“Teknologi yang seharusnya menjadi alat dan sarana untuk hidup menjadi penguasa hidup. Kemanusiaan tereduksi oleh teknologi, karena kita tidak pernah memahami hakekat teknologi yang seharusnya menjadi alat dan yang membantu kita,” katanya.

Pakar komunikasi politik ini menyatakan bahwa kampus sebagai tempat pendidikan harus mampu membangun peradaban yang baru bagi Indonesia.

“Kampus harus membangun masyarakat yang memiliki logos, yaitu ilmu pengetahuan sehingga masyarakat memiliki kemampuan untuk mengelola dan menciptakan teknologi tepat guna, ethos yaitu etika dalam melakukan pengelolaan kemampuan dan teknologi, dan pathos, yang adalah kesadaran bahwa bangsa Indonesia memiliki kemandirian ekonomi, politik, dan budaya. Inilah habitualisasi Pancasila,” jelasnya.

Komentar