Diancam Seno Aji karena Bertemu Isran Noor, Makmur HAPK: Saya Tidak Takut!

Namun, Makmur menyayangkan bahwa foto pertemuannya dengan Isran Noor dijadikan bahan spekulasi oleh beberapa pihak. Ia menegaskan bahwa dirinya memahami batasan antara silaturahmi dan kampanye, dan tidak ada maksud untuk melanggar aturan partai. 

“Saya ini orang tua, puluhan tahun berpolitik, bukan bodok-bodok juga. Saya tahu mana yang termasuk kampanye dan bukan,” tegasnya.

Menanggapi ancaman sanksi yang dilontarkan oleh Seno Aji, Makmur tidak gentar. “Silakan saja, saya tidak takut. Yang jelas saya tidak melakukan kesalahan,” ucapnya.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa Makmur merasa yakin dengan posisinya dan tidak merasa bersalah atas pertemuannya dengan Isran Noor.

Lebih lanjut, Makmur bercerita tentang kedekatannya dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Menurutnya, ia bergabung dengan Partai Gerindra karena langsung diajak oleh Prabowo. 

“Saya itu beberapa kali diundang bertemu Pak Prabowo. Bahkan beliau pernah memberi saya oleh-oleh. Saya masuk Gerindra karena Pak Prabowo,” ungkapnya, menekankan hubungan personalnya dengan pemimpin partai tersebut.

Terkait foto dirinya dengan Isran yang menimbulkan spekulasi, Makmur memberikan pesan tegas kepada para politisi agar lebih dewasa dalam berpolitik. 

“Berpolitik itu jangan cengeng, jangan menyalahkan orang lain jika tidak berhasil. Menjadi calon pemimpin harus percaya pada diri sendiri,” pesannya.

Makmur HAPK adalah sosok yang memiliki pengaruh besar di Berau. Ia pernah memimpin kabupaten tersebut selama dua periode, dan kini terpilih sebagai anggota DPRD Kaltim pada Pemilu Legislatif 2024. 

Namun, hubungan Makmur dengan keluarga Mas’ud, yang saat ini mendominasi politik Kaltim, memiliki sejarah tersendiri. Saat dirinya masih menjadi kader Partai Golkar dan menjabat sebagai Ketua DPRD Kaltim, posisinya tiba-tiba digantikan oleh Hasanudin Mas’ud, kakak Rudy Mas’ud, yang kini menjadi Ketua DPD Golkar Kaltim.

Hubungan politik yang kompleks antara Makmur HAPK dan keluarga Mas’ud mencerminkan dinamika kekuasaan yang tidak hanya terjadi di tingkat partai, tetapi juga di pemerintahan daerah. Dengan situasi politik yang memanas jelang Pilkada Kaltim 2024, pertemuan-pertemuan seperti ini terus menjadi sorotan publik dan menambah intensitas persaingan di antara para calon pemimpin.

Komentar