Dituduh Jegal Dan Hambat Anies, Hasto Beri Jawaban Menohok. Ini Katanya!

JurnalPatroliNews – Jakarta, – Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP), menyebut, tuduhan dari kubu Anies Baswedan, bakal Calon Presiden (Capres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), soal penjegalan dan hambatan, jelas tidak benar.

Hal itu dikatakan Hasto, menjawab pertanyaan wartawan atas tuduhan Sudirman Said, jubir kubu Anies, Rabu (7/6/23) kemarin.

“PDI Perjuangan tidak pernah menghambat, karena kami belajar dari sejarah,” kata Hasto, di sela Rakernas III PDIP hari ketiga, Kamis (8/6/23).

Ia memaparkan, maksud belajar dari sejarah itu, yakni ketika Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dihambat kepemimpinannya di PDI, di era Pemerintahan Orde Baru. Waktu itu, bahkan hingga kantor Partai di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, diserang pada 27 Juli 1996 silam.

Artinya, lanjut Hasto, karena pernah merasakan sakitnya dihambat, PDIP takkan mungkin melakukan tindakan demikian kepada pihak atau orang lain.

Meski demikian, dari pengalaman itu juga, Hasto menyatakan, pihaknya belajar, bahwa upaya menghambat yang demikian, tidak akan pernah sukses, jika pemimpin itu bergerak dengan keyakinan yang mengakar kepada rakyat.

“Ketika pemimpin bergerak dengan keyakinan mengakar ke rakyat, seluruh hambatan, tidak mampu menggulung keyakinan dari Pemimpin. Itu pelajaran terbaik. Itu dilakukan Bung Karno, Bu Mega, Presiden Jokowi, dan Pak Ganjar,” paparnya.

Menurutnya, bisa saja muncul upaya pencitraan ‘seakan-akan diganjal padahal faktanya tidak’, agar mendapat perhatian.

“Pemimpin yang berprestasi selalu dihadapkan dengan ujian, tapi pemimpin yang tidak berprestasi menciptakan ganjalan-ganjalan seolah-olah seperti ujian,” pungkasnya.

Lebih lanjut, Hasto mengungkapkan, PDIP tak akan melakukan upaya penjegalan apapun. Pasalnya, rakyat sendiri yang akan menilai sosok calon pemimpin ke depannya, melalui kualitas kerja dan ketulusan hatinya. Itupun berlaku, termasuk terhadap Anies.

“Ya buat apa kami melakukan ganjalan? Karena rakyat sudah menceritakan kinerjanya (Anies,red). Sumur resapan yang tidak membawa manfaat, misalnya. Lalu apa yang dilakukan Presiden Jokowi begitu baik di Jakarta, tidak dilanjutkan (Anies). Rumah untuk penggemblengan anak-anak agar punya suatu kemajuan (tidak dilanjutkan Anies), pelebaran sungai mencegah banjir itu tidak dilakukan,” ungkapnya.

“Sehingga ketika sosok itu (Anies) tidak punya banyak prestasi, kemudian menciptakan sepertinya ada hambatan dari luar,” pungkasnya.

Komentar