DPR Sebut Food Loss dan Food Waste Dapat Dimanfaatkan Jadi Pupuk Organik

Namun, Politisi Fraksi NasDem itu juga mengakui bahwa saat ini sumber daya manusia di Indonesia belum dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Lantaran saat ini masih sangat minim kontribusi petani-petani muda. Bahkan banyak masyarakat yang bergelar Sarjana Pertanian tidak berprofesi sesuai gelar akademisnya tetapi malah bekerja di perbankan dan perusahaan-perusahaan besar.

“Nah mungkin kita bisa maksimalkan potensi anak-anak muda ini, apalagi di Kementerian Pertanian ada program kalau tidak salah juga wirausaha muda, kemudian petani magang di Jepang juga ada mungkin apakah masih ada sampai sekarang? Saya pikir mereka yang sudah lulus dari kuliah, dari magang di luar dengan ilmu pengetahuan teknologi yang jauh lebih canggih di Indonesia mereka bisa di-challenge ketika pulang ke Indonesia. Jadi apa yang bisa mereka kontribusikan untuk ketahanan pangan kita?” tandasnya.

Pemerintah pun diharapkan untuk lebih memperhatikan kurangnya sumber daya manusia di sektor pertanian ini terutama pada usia muda. Diketahui saat ini data petani di Indonesia rata-rata berusia di atas 50 tahun dan ketertarikan anak muda yang bekerja di sektor pertanian hanya 4 persen. Sementara melihat kondisi saat ini, petani diperlukan dan dipacu untuk menghasilkan produktivitas dengan mutu dan kualitas baik untuk menjamin ketahanan pangan. 

“Bukan kita menganggap petani-petani senior ini tidak berkontribusi maksimal, tidak. Tapi melihat urgensinya sekarang sektor pertanian dan melihat target-target nasional dan global kita ini perlu dipacu lebih. Kalau yang senior yang tua ini kan perlu kalau kita ajak berlari kenceng mereka tentu juga keteteran, dengan sumber daya manusia yang sangat terbatas. Nah ini saya pikir juga menjadi persoalan serius untuk negara kita,” pungkasnya. (ASKARA)

Komentar