JurnalPatroliNews – Jakarta – Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM), Iwan Sumule, memberikan tanggapan keras terhadap pemberitaan yang menyebut Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, terlibat dalam jaringan judi online internasional.
Dalam keterangannya pada Senin (7/4/2025), Iwan mengecam keras berita bertajuk “Pengusaha dan Politikus Pengendali Judi Online di Kamboja” yang diterbitkan oleh Tempo. Ia menilai laporan tersebut jauh dari semangat jurnalistik yang mengedepankan akurasi dan etika.
“Media tidak boleh menulis berita berdasarkan ilusi dan asumsi. Kredibilitas media dibangun dari verifikasi dan keberimbangan, bukan sensasi,” ujar Iwan kepada RMOL.
Ia mengingatkan bahwa media tersebut pernah mengalami kasus serupa di masa lalu. Pada 2003, mereka dinyatakan bersalah dalam perkara pencemaran nama baik seorang pengusaha dan diwajibkan membayar ganti rugi dalam jumlah besar.
Terkait keterkaitan Dasco dengan Golden Oasis—perusahaan yang disebut dalam pemberitaan sebagai aktor di balik praktik judi online di Kamboja—Iwan menjelaskan bahwa hubungannya murni bisnis properti yang legal dan terbuka saat Dasco masih menjabat sebagai komisaris di salah satu perusahaan besar.
“Kalau benar itu aktivitas ilegal, tidak mungkin dituliskan secara terbuka dalam riwayat hidup resmi Pak Dasco. Tuduhan seperti ini hanya merusak reputasi tanpa dasar,” tegas Iwan.
Ia menilai pemberitaan ini sangat berbahaya karena tidak disertai klarifikasi langsung kepada pihak yang dituduh. Menurutnya, ini bukan hanya soal etika jurnalistik, tapi juga soal keadilan bagi tokoh publik yang reputasinya bisa tercoreng karena informasi yang belum diverifikasi.
Sebagai pimpinan di Partai Gerindra, Iwan merasa bertanggung jawab untuk membela kehormatan rekan separtainya. Ia menyayangkan jika media justru memperkeruh suasana dengan informasi yang ia sebut “berbasis halusinasi.”
“Saya tegaskan, Pak Dasco adalah tokoh yang punya rekam jejak bersih, dan bahkan sudah berhaji. Mustahil beliau terlibat bisnis yang jelas-jelas merusak moral bangsa,” pungkasnya.
Iwan juga mendesak pihak media untuk melakukan klarifikasi terbuka dan menghentikan penyebaran informasi yang berpotensi menyesatkan publik.
Komentar