“Melihat Indonesia dari Perspektif Sastra dan Kebudayaan”

Ia juga menyarankan agar kita belajar dari kebudayaan orang Jepang yang amat memperhatikan perkembangan Bahasa. Ia mencontohkan Restorasi Meiji di Jepang justru memulai dengan memuliakan kebudayaan dan perkembangan Bahasa Jepang.

Sehingga karena kuatnya mempertahankan kebudayaan dan bahasa maka masyarakat di Jepang dari atas hingga ke kalangan bawah mempunyai cara pandang yang sama dalam menghadapi arus perubahan atau modernisasi.

“Berbeda dengan bangsa kita yang gampang sekali larut atau berubah kepribadian gara-gara arus kebudayaan modern barat yang masuk dan tidak ada filter penyaring kebudayaan, terpokok melalui pertahanan Bahasa unggul.” Katanya.

Ia juga mengingatkan agar kita tidak meremehkan perihal pertahanan budaya melalui bahasa, juga kesusastraan. Substansi bahasa ada dalam Sastra. “Kalau Bahasa bisa dipertahankan dengan baik, maka kemampuan berbahasa anak bangsa bisa digunakan dengan baik untuk berekspresi dan berpikir. Karya-karya sastra unggul jaman dulu lahir dari kemampuan berbahasa yang tinggi dari para pendahulu kita.” Jelasnya.

Abdul Hadi menjelaskan bahwa intipati kebudayaan itu selalu kreatif dan ada 3 intipati yakni: Kecerdasan, Kebajikan, Kreatifitas.

“Selama itu dipelihara oleh bangsa kita maka kita akan bisa bersaing menjadi bangsa besar. Bijaksana dengan mengambil pelajaran dari masa lampau, pelajari sastra dan apa yang berkembang di masyarakat.” Ujarnya.

Ia mengungkap bahwa kisah Mahabharata dikenal secara luas dalam masyarakat Indonesia, tidak hanya suku Jawa. Tapi Mahabharata memang menjadi modal budaya Jawa.

“Hal itu justru harus dijadikan pijakan moral, sebagaimana bangsa Jepang juga mempertahankan dan mengembangkan Kebudayaan dan bahasanya.” Pungkasnya.

Komentar