Bukan Pengganti, Tapi Solusi Bertahap
THR bukanlah metode pengganti berhenti merokok, melainkan pendekatan bertahap bagi mereka yang kesulitan berhenti secara langsung. Strategi ini memperkenalkan produk alternatif tembakau dengan potensi risiko lebih rendah, seperti produk berbasis uap atau vape.
Menurut Arifandi, transisi menuju produk alternatif lebih efektif jika sensasi merokok tetap bisa dirasakan. Ia menyebut faktor seperti kebiasaan mengisap dan mengehembuskan uap bisa membantu proses peralihan menjadi lebih nyaman.
Menariknya, penggunaan perisa dalam produk alternatif juga dianggap sebagai elemen penting. “Banyak orang justru terganggu dengan aroma rokok konvensional. Jadi rasa dan aroma yang lebih bisa diterima menjadi nilai tambah dalam proses pengurangan ketergantungan,” lanjutnya.
Peran Regulasi dan Edukasi Pemerintah
Keberhasilan Swedia tak lepas dari kebijakan pemerintah yang mendukung penerapan THR. Bukan dengan melarang produk secara menyeluruh, melainkan melalui regulasi yang membuka jalan bagi penggunaan produk alternatif yang legal, aman, dan terkontrol.
Arifandi menekankan pentingnya riset dan edukasi publik untuk memastikan masyarakat tidak tersesat dalam informasi. Ia menyarankan, alih-alih membatasi penjualan lewat aturan jarak, pemerintah bisa mengatur sistem verifikasi seperti penggunaan KTP yang valid.
“Tanpa kajian ilmiah dari pemerintah, masyarakat akan terus ragu. Perlu ada dasar penelitian yang kuat agar pengguna bisa mengambil keputusan secara sadar,” jelasnya.
Dukungan Pemerintah Tetap Diperlukan
Di sisi lain, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, menyatakan bahwa pemerintah terus mendorong upaya pengendalian konsumsi tembakau. Salah satunya melalui program Upaya Berhenti Merokok (UBM) dan pemantauan ketat terhadap peredaran rokok.
“Kita sedang menyiapkan generasi emas 2045. Salah satu hal penting adalah memastikan sumber daya manusia kita bebas dari faktor risiko seperti rokok,” kata Nadia, Senin, 2 Juni 2025.
Komentar