Dihimpun oleh awak media indonesiannews.co, “Unit Jatanras Polres Jakut yang akan menangani bernama Ishak Torang,” jelas petugas jaga wanita di lantai 4 (30/8/22).
“Salah satu penumpang wanita yang berada di dalam mobil, saat ini dalam keadaan sakit karena shok melihat kejadian yang dialami, yang diketahui wanita tersebut ternyata anak dari sipengemudi mobil yang diteriaki maling oleh EHP,” ungkap ibu kandung dari anak tersebut.
“Saya ibu dari anak tersebut tidak terima atas perbuatan EHP yang bisa membahayakan jiwa dan keselamatan anak saya, dan saat ini anak saya sakit demam dan shok, ketakutan mengingat dan mengalami hal tersebut, EHP itu adalah PELAKOR (pengrusak rumah tangga saya), dia itu PNS yang bekerja di Pusbekang AD, selama ini ngumpet dan sembunyi di rumah kontrakan Pati Polri BNN di daerah Jakarta Timur, saya sudah cari dan kejar.. kabur kaburan dia, dan terakhir saya dapat info klu dia ngumpet dan sembunyi di rumah dinas polisi di Cimanggis, sepertinya disembunyikan oleh oknum polisi pemilik rumah tersebut,” jelas YN sebagai ibu kandung dari korban yang bernama Angelica (17 thn).
“Saya minta Kepolisian RIÂ khusus nya Pak Kapolri melalui jajaran dibawahnya Polres Jakarta Utara untuk dengan serius menangani masalah ini, karena pada tahun 2007 saya sudah membuat laporan atas pernikahan tanpa ijin yang dilakukan JMP dengan EHP, sampai saat ini hingga LAPORAN DALUASA, perkara tidak selesai hingga terjadi hal Pengeroyokan yang bisa mengancam keselamatan jiwa anak saya,” tegas YN yang bekerja sebagai wartawan sebagai mitra TNI/POLRI.
“Dan saya meminta kepada PANGLIMA untuk menginstruksikan jajaran dibawahnya dalam hal ini KAPUSBEKANG AD untuk meninjau ulang dan memperhatikan status PNS yang menikah dengan suami orang / istri kedua yang saat ini masih bekerja melayani di unit Pusbekang AD Kramat Jati Jakarta Timur,” lanjut YN.
Berdasar informasi dan keterangan yang diberikan anak saya (Angelica) dan bukti yang saya baca di HP anak saya, menjelaskan kalau anak saya di paksa panggil “MAMA” ke EHP dan sering di marah marahin bahkan dikatakan mengganggu rumah tangga / keluarga nya.
“Kamu, ngapain disini, ganggu saja, ganggu rumahtangga saya, ganggu keluarga saya, sana pulang,” ujar EHP ke Angelica.
“Saya dipaksa panggil EHP dengan sebutan “MAMA” saya tidak mau,” ucap Angelica yang tertera pada komunikasi chat pada HP nya.
“Hal ini sudah pernah saya sampaikan ke pimpinan di unit kerja EHP di Pusbekang AD tersebut, tapi saya selalu mengalami kesulitan untuk masuk ke kantor tersebut karena dihalangi oleh Provost Pusbekang AD, padahal alm ayah saya perwira di Pusbekang AD di jalan Matraman ,” ungkap YN sebagai anak TNI.
Hingga berita ini ditayangkan, belum ada kejelasan dari laporan yang dibuat pada tgl. 22/8/22 saat kejadian, awak media indonesiannews.co melaporkan.
Komentar