Panglima TNI: Cinta Damai Namun Lebih Mencintai Kemerdekaan

Potensi kerawanan yang sangat dinamis membutuhkan kewaspadaan yang maksimal dan kesiapsiagaan yang tinggi dari semua unsur Satgas. “Eskalasi ketegangan militer di sekitar laut Mediterania, terkait dengan adanya kehadiran kapal perang negara lain akan menjadi salah satu tantangan yang harus dapat diatasi secara profesional sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan operasi perdamaian dunia. Selain itu, potensi bahaya asimetris di laut, seperti pembajakan dan perompakan, yang setiap saat dapat memicu instabilitas perdamaian antara Lebanon dan Israel, perlu menjadi perhatian dari Satgas MTF KongaXXVIII-O/UNIFIL dalam pelaksanaan tugasnya”, tegas Panglima TNI.

Diakhir sambutannya Panglima TNI menekankan kepada prajurit yang akan bertugas untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas profesionalisme TNI, hal ini akan mengangkat derajat dan martabat Indonesia dimata dunia Internasional. 

“Seiring dengan hal tersebut, maka setiap Prajurit harus dapat memahami visi kita saat ini, yaitu “TNI yang Prima”. TNI yang Profesional, Responsif, Integratif, Modern dan Adaptif. Kesemuanya itu dapat dicapai jika setiap prajurit mau memberikan yang terbaik untuk masyarakat, bangsa, negara dan dunia”, tutup Panglima TNI.

Komentar