JurnalPatroliNews – Jakarta – Google Maps dikabarkan akan mengganti nama “Teluk Meksiko” menjadi “Teluk Amerika” untuk pengguna di wilayah Amerika Serikat. Pengguna di Meksiko tetap akan melihat nama asli, sementara pengguna di negara lain akan menyaksikan kedua nama tersebut tertera bersamaan.
Melalui sebuah unggahan di platform X, Google menyatakan bahwa pembaruan ini akan mengikuti perubahan resmi yang tercatat dalam Sistem Nama Geografis AS. “Setelah pembaruan resmi, Teluk Meksiko akan dikenal sebagai Teluk Amerika di Google Maps untuk pengguna di AS,” tulis Google, sebagaimana dilaporkan Reuters pada Selasa, 28 Januari 2025.
Perubahan ini didorong oleh keputusan Departemen Dalam Negeri AS yang mengumumkan pada 24 Januari 2025 bahwa Teluk Meksiko secara resmi berganti nama menjadi Teluk Amerika. Selain itu, puncak tertinggi di Amerika Utara, Denali di Alaska, juga akan kembali menggunakan nama lama, Gunung McKinley.
Langkah tersebut merupakan bagian dari kebijakan eksekutif yang dikeluarkan oleh Presiden Donald Trump tak lama setelah pelantikannya pada 20 Januari, sebagai upaya memenuhi janji kampanye.
“Presiden telah mengarahkan agar Teluk Meksiko kini dikenal sebagai Teluk Amerika dan Denali kembali ke nama Gunung McKinley,” ujar pernyataan resmi Departemen Dalam Negeri.
Sementara itu, Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum sebelumnya sempat berkomentar santai mengenai perubahan ini. Ia menyarankan agar seluruh Amerika Utara, termasuk AS, diberi nama baru “Amerika Meksiko,” merujuk pada istilah historis yang muncul di peta kuno.
Google juga telah menerapkan kebijakan penamaan lokal serupa untuk lokasi lain yang menjadi sengketa, seperti perairan antara Jepang dan Korea Selatan, yang dilabeli sebagai “Laut Jepang (Laut Timur)” di luar kedua negara tersebut.
Kontroversi terkait penamaan lokasi di Google Maps bukan hal baru. Pada tahun 2012, Iran bahkan mengancam akan mengambil langkah hukum setelah Google menghapus nama “Teluk Persia” dari peta digitalnya, yang kini disebut sebagai “Teluk Persia (Teluk Arab)” di beberapa negara.
Komentar