Paralayang Jadi Tontonan Favorit di PON, Warga: Awas Mendarat di Kandang Buaya!

JurnalPatroliNews – Jayapura – Paralayang PON XX/2021 dihelat di tempat tidak biasa, di tengah kota dan dikepung kandang buaya. Warga yang nonton dibuat ikut deg-degan, khawatir atlet salah mendarat.

Atlet paralayang di PON XX/2021 Papua diuji betul kepiawaian membaca arah angin menuju titik finis. Venue di Skyline, Jayapura itu dikelilingi penangkaran buaya Bintang Mas.

“Awas-awas, aduh, nanti salah mendarat di kandang buaya. Ayo… ke kiri, lebih ke kiri lagi,” begitulah teriakan sebagian penonton di venue paralayang.

Di venue ini tidak ada tribune khusus sih, mereka menyaksikan penampilan para atlet di tepi jalan. Di saat jam-jam sibuk, jalanan pun menjadi macet.

Tetapi rupanya sebagian dari penonton itu datang bukan hanya untuk menyaksikan perlombaan paralayang, tetapi berniat melihat-lihat buaya. Ya, lapangan landing paralayang PON Papua merupakan area penangkaran buaya.

“Tadinya ke sini buat nonton buaya makanya ajak anak-anak. Eh, ternyata ada paralayang. Seru juga ternyata,” kata Yanto. salah satu warga Jayapura.

Begitu pula dengan Maria da Lopez dan Erlina. Mereka sama-sama membawa putri-putri mereka untuk datang ke venue paralayang. Awalnya, mereka tidak menyangka paralayang seru untuk ditonton. Makanya, saat berangkat mereka mengiming-imingi anak-anak untuk nonton buaya di penangkaran Bintang Mas.

“Ternyata seru banget, kami ikut deg-degan, was-was kalau-kalau mereka salah mendarat. Sebab, taruhannya enggak main-main, bisa nyasar ke kandang buaya,” ujar Maria.

Untungnya, sih sebagian kolam di penangkaran buaya itu sudah tidak aktif. Tetapi, justru kolam buaya yang aktif tepat berada di seberang lapangan landing.

“Inilah keunikan paralayang di Papua. Ini pertama kalinya seluruh atlet, saya rasa, kecuali tim tuan rumah bermain di sini. Tempat landing bagus, tepat di tepi jalan raya sehingga untuk pertama kalinya pula, paralayang dengan gampang ditonton warga, serta ada di penangkaran buaya,” kata Tony Yidantoro, manajer paralayang DKI Jakarta, kepada detikTravel.

“Venue ini pas awal sangat mendebarkan, karena kata para atlet pas melihat ke bawah wah nongol-nongol buaya. Awalnya, agak deg-degan juga, tetapi kalau melihat jarak tempuh dari titik start ke tempat landing ini sangat mudah dicapai. Jadi, asal tidak melakukan kesalahan, atlet tidak akan salah mendaratlah hehehe,” Tony menambahkan.

“Dan, itu menjadi tantangan tersendiri buat atlet untuk makin cermat membaca arah angin,” dia menegaskan.

Di tempat lain, biasanya paralayang dimainkan di bukit-bukit yang jauh dari dari keramaian. Sehingga, sulit populer.

Tony optimistis setelah PON papua, paralayang memiliki penggemar yang lebih banyak lagi.

“Coba lihat saja di DKI, saat latihan kami harus ke Bogor. Susah cari penonton. Di sini, dilakukan di tengah kota ditonton banyak orang. Saya yakin awalnya mereka ke sini nonton buaya, ya kami kalah populer dengan buaya, tetapi sekarang kami sudah lebih populer ketimbang buaya,” Tony berkelakar.

Komentar