JurnalPatroliNews – Jakarta – Sebuah kecelakaan tragis yang merenggut 15 nyawa mahasiswa di Malaysia mengguncang publik dan mendorong Perdana Menteri Anwar Ibrahim untuk memerintahkan penyelidikan komprehensif.
Peristiwa memilukan itu terjadi Senin pagi, 9 Mei 2025, di ruas Jalan Raya Timur-Barat kawasan Perak, saat sebuah bus yang mengangkut puluhan mahasiswa bertabrakan dengan kendaraan jenis MPV Perodua Alza.
Mengutip dari Channel News Asia, Kepala Kepolisian Perak Noor Hisam Nordin menjelaskan bahwa bus tersebut lebih dulu menabrak bagian belakang Alza, lalu kehilangan kendali hingga keluar dari jalur utama.
Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia mengonfirmasi bahwa para korban merupakan mahasiswa Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI). Total 15 mahasiswa meninggal dunia—13 tewas di lokasi kejadian dan 2 lainnya wafat dalam perawatan medis di rumah sakit.
Bus yang membawa 42 mahasiswa berusia 21–23 tahun itu terdaftar di Kedah dan diketahui disewa langsung oleh para mahasiswa. Para korban berasal dari wilayah pantai timur Semenanjung Malaysia.
Sementara itu, 2 mahasiswa masih dalam kondisi kritis, 20 lainnya luka cukup serius, dan 6 dilaporkan dalam kondisi stabil.
Untuk membantu para keluarga korban, pemerintah memberikan bantuan awal tunai. Kementerian Pendidikan Tinggi mengalokasikan RM2.000 (sekitar Rp7,6 juta) sebagai bantuan langsung dan RM1.000 tambahan sebagai bantuan bencana dari pihak kampus.
Menteri Pendidikan Tinggi Zambry menegaskan bahwa bantuan ini ditujukan untuk membantu proses pemakaman dan mengurangi beban finansial keluarga korban. Universitas akan menjadi koordinator utama penyaluran bantuan tersebut.
Tak hanya dari pemerintah pusat, otoritas negara bagian Perak juga memberikan kontribusi. Menteri Besar Perak, Saarani Mohamad, menyampaikan bahwa tiap keluarga korban akan menerima RM1.000 sebagai bentuk solidaritas dan dukungan awal, khususnya bagi yang harus menempuh perjalanan jauh untuk mengurus jenazah.
“Kami paham bahwa tidak semua keluarga berasal dari latar ekonomi yang mapan. Bantuan ini untuk memudahkan keperluan mereka, mulai dari tempat tinggal sementara hingga kebutuhan mendesak lainnya,” ujar Saarani.
Sebagai catatan kelam, jalan-jalan di Malaysia tergolong salah satu yang paling rawan kecelakaan di dunia. The Star mencatat, rata-rata satu orang kehilangan nyawa setiap dua jam akibat kecelakaan lalu lintas di negara tersebut dalam kurun Maret 2024 hingga Maret 2025.
Komentar