10 Bulan Warga Meninggalkan Tembagapura, Kilas Balik Pembakaran Gereja oleh KKB

Jurnalpatrolinews – Timika : Buntut ancaman dan aksi teror yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) pada kuartal pertama tahun 2020 lalu, ribuan warga Distrik Tembagapura terpaksa meninggalkan kampung halamannya untuk mencari rasa aman ke Kota Timika.

Menurut salah seorang warga, peristiwa pada Maret 2020 di kampung Opitawak sangat mengkhawatirkan. Pihaknya mengaku bahwa KKB telah berkumpul dalam jumlah yang cukup banyak. Ia menyadari langsung akan hal tersebut sebab, KKB dikatakannya sempat memasuki kampung untuk meminta sejumlah bahan makanan kepada warga.

“Dulu mereka (KKB) berkumpul untuk merencanakan perang, jumlahnya juga banyak karena mereka sempat mendatangi kami (warga kampung).  Kami sebagai warga desa sangat katakutan, makanya kami sepakat untuk mengungsi ke Kota dulu,” ungkap salah seorang warga yang tidak mau disebutkan identitasnya. (21/1)

Rekam jejak dan eksistensi KKB pada Maret 2020 memang cukup menjadi pekerjaan rumah bagi aparat keamanan dalam menjaga situasi dari ancaman dan teror yang terjadi. Bahkan peristiwa saat itu ramai juga tentang aksi pembakaran rumah ibadah yang dilakukan oleh kelompok KKB pimpinan Joni Botak.

“Kalau dilihat dari peristiwa yang lalu memang situasi kurang kondusif, itu juga yang menjadikan warga minta difasilitasi untuk turun ke Timika. Bahkan mirisnya KKB juga membakar habis sebuah gereja di Opitawak,” ungkap Kapolres Mimika, AKBP Era Adhinata.

Meski demikian, Kapolres saat ini telah memastikan bahwa wilayah Distrik Tembagapura sudah cukup kondusif. Situasi yang terjadi diakuinya juga tidak terlepas dari upaya penindakan dan pengejaran yang dilakukan oleh TNI dan Polri.

“Memang kelompok separatis ini sempat menduduki dua kampung disana, dan memaksa aparat untuk melakukan tindakan tegas. Beruntung apa yang terjadi saat ini, situasinya sudah memungkinkan warga bisa kembali ke kampungnya dan beraktivitas seperti dulu,” ujarnya.

Diketahui bahwa sejak Selasa 19 Januari 2021 lalu, keberangkatan pertama warga Tembagapura telah dilakukan. Tercatat sebanyak 137 warga yang terdiri dari orang dewasa dan anak telah difasilitasi oleh Pemerintah Daerah dan PT. Freeport untuk kembali ke kampungnya dengan catatan membawa surat pemeriksaan rapid antigen, mengingat situasi pandemi Covid-19.  (Ind Paper)

Komentar