Mencari Figur Pemimpin Mantan Ibukota Jakarta, Modelnya Seperti Apa Supaya Menang?

JurnalPatroliNews – Jakarta – Ada banyak figur yang hendak maju atau didorong untuk memimpin mantan daerah ibukota Jakarta pasca sudah tidak lagi menjadi ibukota Republik Indonesia yang sudah dipindahkan ke Kalimantan. Lantas siapa sosok yang di inginkan oleh warga Jakarta untuk memimpin mantan ibukota Jakarta ini?

Pertanyaan ini simpel tapi jawabnya penuh lika- liku sebab penuh dengan keinginan baik dari kelas bawah sampai atas. Tidak cukup hanya keinginan warga kelas bawah tapi semua kelas harus diperhatikan secara seksama agar menemukan keseimbangan bandulnya. Orang yang di inginkan warga Jakarta tidak lantas seirama dengan kepentingan kaum elite, ini analisa pengamat politik Samuel F Silaen kepada redaksi, (26/04/2024).

Untuk menjawab pertanyaan warga Jakarta, siapa bakal calon gubernur dan wakil gubernur daerah khusus Jakarta (DKJ) masih dalam penggodokan politik para pemimpin partai politik, siapa saja yang laku atau layak jual? Artinya mempertemukan layak jual dengan dukungan pemodal yang notabene merupakan ‘darahnya’ agar menang, walaupun tidak mutlak, “beber alumni Lemhanas Pemuda 2009 itu.

Selain figurnya bagus tapi tetap butuh bantuan ‘bensin dan oli’ untuk pergerakan dalam rangka membumikan atau mensosialisasikan program yang dimiliki oleh sosok pemimpin yang hendak ‘dijual’ ke warga Jakarta itu apa? Meskipun itu terkesan hanya gimik- gimik tapi tetap perlu dilakukan oleh calon yang hendak berlaga dimedan Pilkada DKJ yang akan datang, “kelakar Silaen bacanda.

Artinya kalau mau menang itu yang tabu dibicarakan diatas meja harus dikesampingkan dulu jauh- jauh karena kalau tidak maka kalah. Sebab contoh nyata sudah ada yaitu Pilpres 2024 yang barusan digelar. Sematan publik dulu sebagai pelanggar HAM saja bisa menang, bila dikupas tentu alasan dan pernak-pernik bisa satu buku. Jadi figurnya bagus tapi tidak ditopang kekuatan politik cuan maka repot sudah, “jelas aktivis organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) itu.

Intinya kalau mau menang kudu figur bagus ditambah memiliki dukungan kuat, orang bertanya kuat apanya; kuat segala- galanya. Inilah keadaan yang terjadi dan nyata adanya. Bagi yang menutupinya maka ia tidak masalah juga, semuanya kembali kepada ‘selera’ pemilih, manusia harus ikhtiar dan tawakal berjuang di jalan kebenaran yang diyakininya, yakin usaha sampai, ora et labora, “tutupnya.

Komentar