12 Tahun KNPB : Refleksi untuk Gerakan Mahasiswa Papua

Jurnalpatrolinews – Jayapura : Pada 19 November 2008 organisasi Komite Nasional Papua Barat (KNPB) berdiri sebagai wadah strategis. Hingga kini dikagum oleh rakyat, juga diperhitungkan oleh colonial; bahkan Negara wanti-wanti terhadap pergerakannya.

Menjadi organisasi yang di kagumi, di peluk erat oleh rakyat; dan ditakuti oleh penjajah, merupakan dampak (dialetika) dari proses panjang perjuangan. Suka, duka, dikejar, ditangkap, jadi buronan, bahkan ditembak mati. Semua itu telah tersirat bahwa konsekwensi revolusi dalam kamus KNPB. Disitu titik kebahagiaan yang terus terakumulasi.

Untuk itu Hormat dibri! Turut bahagia di hari kebahagia ini, tetap 12 tahun usia organisasi media rakyat.

Dinamika lahirnya KNPB didorong oleh semangat pembebasan nasional Papua Barat. Menurut hemat kami, ada dua factor kondisi objektif yang mendorong.

Pertama, factor eksternal:

  1. Krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai sejak 1998 hingga 2008;
  2. reformasi 1998 menjadi siraman segar bagi berjamurnya organisasi gerakan rakyat, terutama organisasi Mahasiswa dan pemuda;
  3. pelanggaran HAM dan Eksploitasi SDA yang massif di Papua;

Lalu factor Internal adalah:

  1. Akumulasi realitas penindasan yang berkepanjangan sejak invasi; dan reformasi (1998) tidak menunjukan wajah HAM dan Demokrasi di Papua;
  2. Lahirnya organisasi pergerakan rakyat dan mahasiswa dengan metode perlawanan secara damai, secara terstruktur, terprogram, lalu melancarkan aksi-aksi revolusioner secara sistematis, memprotesi siapa musuh rakyat dan kontradiksi pokoknya. Berbagai organisasi di Papua juga di luar setelah reformasi (1998), lantas Kongres rakyat Papua ke II memberikan dampak kemajuan perspektif dan program perjuangan. Melalui itu banyak pejuang yang lahir dari organisasi perlawanan, terutama pejuang mudah-mahasiswa.
  3. Faktor lain adalah peristiwa Uncen Berdarah yang dipelopori oleh Fronpepera (2006). Aksi yang berakhir dengan berdarah-darah itu merupakan titik kemajuan gerakan pemuda-mahasiswa secara perspektif dan programatik. Misalnya perdebatan antara aksi-aksi kampanye saja, lalu sebagian kamerad berpendapat untuk harus mengorganisir buruh Freeport sebagai strategi perlawanan front pepera. Hingga berakhir dengan peristiwa uncen Berderah.

Beberapa faktor ini menjadi runcingan panah yang akhirnya membidik (membentuk) komite nasional Papua barat. Dinamikanya, KNPB terbentuk melalui proses yang panjang. Mulai dari gerakan mahasiswa di luar Papua melakukan eksodus ke Papua pada 2007/08, bergabung dengan berbagai elemen gerakan di Papua, menduduki kota-kota terbesar, memusatkan perlawanan dari Jayapura. Selain Papua Merdeka, boikot Pilres RI 2009 menjadi semangat kerja mereka, saat itu. Hingga KNPB melancarkan aksi-aksi perlawananya sepanjang musim menjelang pilpres itu.

Terbentuknya KNPB, secara kwalitas memposisikan diri sebagai alat corong kesadaran rakyat juga menjadi megaphone bagi suara kaum tak bersuara. Ketika Anda memahami factor pendorong diatas, dan memahami dialetika terbentuknya KNPB, Anda akan menemukan peran Mahasiswa-pemuda dalam dinamikanya. Pemuda dan mahasiswa menjadi pelopornya. Sebut saja tokoh-tokohnya: Musa Mako Tabuni, Mahasiswa asal Manado; Viktor Yeimo dan Kobabe Wanimbo dari Kota Surabaya; Ogram Wanimbo, Viktor Kogoya, Sem Awom, dari Jawa tengah; Bucktar Tabu dari Kota studi Makassar, Ones Suhuniap dari Manokwari; dan seterusnya.

Hingga kini KNPB dikenal sebagai pergerakan massa luas yang dipelopori oleh pemuda dan mahasiswa. Disitu titik refleksi kita. Bahwa perjuangannya tidak hanya sampai pasang toga dan hilang dari dunia perjuangan/jalanan. Para pelopor gerakan di tahun 2000an, termasuk pelopor-pelopor KNPB tidak pernah mundur satu langkah pun untuk komitmennya sejak aktiv di gerakan mahasiswa.

Sehingga ketika Anda bertanya “akan kemana lagi setelah selesai dari gerakan Mahasiswa?” Kawan. Di hut yang ke 12 ini, mari kita refleksikan teori dan praktek yang sudah di ujioleh gerakan di Papua, terutama proses lahirnya KNPB, juga peran Mahasiswa dan pemuda dalam organisasi KNPB. Tugas gerakan mahasiswa itu adalah satu: BELAJAR. Belajar melawan: Membaca, menulis, diskusi, mengorganisir, dan mobilisasi dan aksi massa. Singkatnya: Membaca, menulis, dan aksi.

Memahami/membaca apa pun ilmu pengetahuan, apa pun teori lalu merefleksikan realitas penindasan di Papua. Lalu semua ilmu pengetahuan dan kemampuan aksinya disuguhi untuk perjuangan pembebasan nasional. Itu poin yang menjadi pelajaran dari apa yang sudah di lakukan oleh Dr. Jhon Oto Ondowane, Andi Ayamiseba, Beny Wenda, Okto Mote, Rex Rumakiek, dan tentunya generasi mudah saat ini: Buktar Tabuni, alm Mako Tabuni, Viktor Yeimo, Sem Awom, dan seterusnya. Bahwasannya perjuangan gerakan mahasiswa/aktifis mahasiswa tidak hanya sampai pada wisudah. Tetapi gerakan mahasiswa juga akan menentukan sikap dan komitment setiap pejuang untuk perjuangan yang berkelanjutan. Anda akan memilih terus bergandengan dengan rakyat lalu berjuang bersama untuk mengakhiri penindasan, atau kah memilih di barisan penindas, suguhi ilmu pengetahuan dan ketrampilan Anda untuk langgengi penindasan.

Maka, ketika anda bertanya dimana posisi mahasiswa dan pemuda? Mereka ada bersama-sama rakyat, menjadi alat corong kesadaran rakyat seperti slogan KNPB “Media rakyat”; dan menjadi pelopor dalam gerakan rakyat. Anda pasti mengenal ciri kas organisasi KNPB. Turun ke jalan dengan ribuan massa, menari tentang kebebasan dalam satu komando untuk kebebasan. Anda tau siapa pelopornya? Generasi mudah Papua.

Akhir kata, Hormat dibri Organisasi Komite Nasional Papua Barat. Terus lah menjadi media rakyat. Teruslah menjadi alasan semangat juang pemuda-mahasiswa untuk pembebasan nasional.

Selamat HUT ke 12 Tahun.    (Oleh: Jhon Gobai, Pimpinan Umum Komite Pusat Aliansi Mahasiswa Papua – Suarameepago)

Komentar