Ini Penjelasan Kemenkes, Terkait Bupati Sleman Positif Covid-19, Meski Sudah Divaksin

JurnalPatroliNews, Jakarta – Bupati Sleman Sri Purnomo dilaporkan positif Covid-19 pada Kamis (21/1/2021).

Sepekan sebelumnya, ia telah menerima vaksin Covid-19.

Merespons informasi status positif Bupati Sleman ini, di media sosial ramai tanggapan warganet yang mempertanyakan, mengapa bisa tetap terinfeksi virus corona meski sudah divaksin?

Vaksin butuh waktu untuk membentuk antibodi

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, untuk membentuk antibodi, vaksin Covid-19 membutuhkan waktu 14-28 hari setelah penyuntikan kedua.

Bupati Sleman dan mereka yang telah disuntik mulai 13 Januari 2021, baru mendapatkan suntikan pertama. Suntikan kedua akan dilakukan dua pekan setelah suntikan pertama.

“Vaksin covid 19 mampu menimbulkan antibodi perlu waktu 14-28 hari setelah penyuntikan kedua. Apalagi ini baru satu dosis penyuntikan sehingga belum cukup antibodi yang bisa melawan infeksi Covid-19,” kata Nadia, saat dihubungi rekan media, Jumat (22/1/2021).

Nadia menegaskan, vaksin tidak menyebabkan infeksi, hal itu karena virus di dalam vaksin sudah mati.

“Kalau Bapak Bupati kondisinya baik walau positif tidak ada gejala, dan bahkan diperiksa paru paru tidak ada gangguan. Yang artinya, kita juga ketahui vaksin Covid-19 yang diberikan memberikan perlindungan sehingga tidak menderita sakit yang berat,” kata Nadia.

Nadia mengimbau, mereka yang sudah mendapatkan atau belum mendapatkan vaksin untuk selalu disiplin protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Kepada penerima vaksin yang menderita Covid-19, ia mengingatkan untuk tetap melakukan isolasi mandiri meski tak merasakan gejala. Jika bergejala, agar segera datang ke fasilitas pelayanan kesehatan.

Vaksin Sinovac butuh dua kali suntikan

Dilansir Kompas.com, 13 Januari 2021, Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof. DR Sri Rezeki S Hadinegoro dr SpA(K) mengatakan, suntikan vaksin CoronaVac dilakukan dua kali secara bertahap.

Penyuntikan vaksin tidak akan langsung membuat antibodi tubuh muncul dan meningkat secara drastis.

“Paling tidak setelah 2 kali suntik, paling tidak 14 hari sampai 1 bulan itu baru maksimal antibodinya,” kata dia.

Profesor Sri mengatakan, pemberian vaksin perlu dilakukan agar jika mengalami infeksi tidak akan mengalami kesakitan yang parah dan meminimalisasi risiko kematian.

Sebelumnya, Sri Purnomo menyatakan bahwa ia yakin kondisinya yang terinfeksi virus corona bukan karena vaksin.

“Saya meyakini hasil swab positif ini bukan dari vaksin yang saya terima. Tidak ada laporan di dunia yang menyatakan virus mati di vaksin itu kembali hidup,” kata Sri Purnomo dalam keterangan tertulisnya, Kamis (21/1/2021).

Menurut Sri Purnomo, ia masih tertular virus corona karena baru satu kali divaksinasi sehingga imunitas tubuh terhadap virus itu belum terbentuk.

Ia berharap warganya ikut menyukseskan program vaksinasi yang sedang bergulir, dan tetap harus disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

“Mari kita teruskan target vaksinasi sampai 70 persen masyarakat Indonesia. Dan kita tetap berjuang dengan berdisiplin protokol kesehatan agar pandemi ini berkurang,” ujar Sri Purnomo.

(*/lk)

Komentar