Klarifikasi Buchtar Tabuni atas Pernyataan Ogram Wanimbo

Jurnalpatrolinews – Jayapura : Bagi sebagian masyarakat di Papua momen kepulangan mantan tahanan kriminal kasus kerusuhan pada 2019 lalu dijadikan sebagai tolak ukur perjuangan Papua. Pasalnya Buchtar tabuni adalah sosok yang cukup berpengaruh dalam berbagai koordinsai aksi di wilayah Jayapura bahkan Papua sekalipun. Namun polemik baru malah muncul pasca kepulangannya. (22/8)

Oleh beberapa tokoh dari Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Buchtar sempat dicecar dengan nada yang meninggi, momen tersebut terjadi setelah dirinya baru pertama kalinya menjejakkan kakinya di Tanah Papua setelah menghabiskan masa tahanan di Rutan Balikpapan selama 9 bulan. Tarik ulur yang terjadi lantaran Buchtar menolak ajakan KNPB untuk mengikuti ibadah syukur di Kompleks Rusunawa Perumnas 3, Jayapura.

Peristiwa tersebut berlangsung cukup singkat, namun tidak bisa dipungkiri bahwa kepentingan antar golongan masih terus diperlihatkan. Walaupun Buchtar menilai bahwa dirinya punya pekerjaan rumah sendiri yang harus diselesaikan. Sebab sesaat setelah kedatangannya di Jayapura, ia akan melawat ke kediaman Yuliana Yabansabra yang tidak bukan adalah tim pengacaranya dalam perjalanan pidananya di Kalimantan Timur.

“saya paham situasi yang terjadi saat ini, tapi peristiwa kedukaan yang dialami oleh Yuliana juga menjadi salah satu yang harus saya penuhi. Yuliana adalah sosok yang berjasa terhadap diri saya pribadi. Karena itu izinkan saya membalas budi setidaknya untuk hadir ke rumah dukanya,” ungkap Buchtar.

Dalam keterangannya Buchtar menilai bahwa acara di Rusunawa tidak menggambarkan suasana kerundungan di hatinya karena peristiwa berpulangnya Yuliana Yabansabra.

“Saya rasa acara seperti itu (Rusunawa) bisa diundur, berbeda dengan kedukaan. Meskipun acaranya sudah dipersiapan jauh hari, terserah mereka saja,” tambahnya.

Buchtar juga mengatakan bahwa KNPB tidak perlu mendikte dirinya, apalagi yang diminta hanya karena untuk ‘memeriahkan’ acara. Ia berpandangan bahwa setiap kepentingan tidak boleh dipaksakan dengan kepentingan lain.

“jangan memaksakan kepentingan-lah, tidak semua orang sepaham dengan kamu. Saya punya kepentingan lain yang saya rasa tidak bisa ditinggalkan. Yang terpanting, untuk saat ini KNPB tidak perlu mendikte saya,” ungkapnya.

Dalam akhir pernyataannya, Buchtar mengatakan bahwa setiap organisasi pasti memiliki landasan rumah tangganya masing-masing. Ia juga menegaskan bahwa dirinya bukan lagi menjadi bagian dari KNPB karena setiap apa yang menjadi kepentingannya saat ini adalah untuk ULMWP.  (Ind paper)

Komentar