Soal Status Hagia Sophia Jadi Masjid, Pemerintah Turki Akan Lapor ke UNESCO

JurnalPatroliNews-Jakarta,– Pemerintah Turki akan menginformasikan ke UNESCO, badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan, tentang langkah yang diambil atas perubahan status Hagia Sophia dari museum menjadi masjid.

UNESCO mempertanyakan keputusan Turki mengubah fungsi Hagia Sophia terhadap nilai universal yang melampaui batas negara dan generasi. Nilai-nilai itulah yang menjadikan Hagia Sophia di Istanbul ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, Turki sensitif mengenai perlindungan karakter sejarahnya.

“Kami harus melindungi warisan leluhur kami. Fungsinya bisa seperti ini atau itu, tidak masalah,” kata Cavusoglu kepada media TRT Haber dan dikutip Yenisafak, 13 Juli 2020.

Menanggapi banyaknya kritik dan pernyataan keprihatinan atas perubahan fungsi Hagia Sophia seperti dari Yunani, Paus Fransiskus, dan lainnya, Cavusoglu mengatakan keputusan mengubah fungsinya merupakan tindakan legal.

“Kami menghormati semua pandangan orang bahkan jika kami tidak setuju dengan itu namun kami sangat menolak komentar yang dibuat dengan cara melanggar kedaulatan Turki,” ujarnya.

Pengadilan Turki menghapus dekrit kabinet tahun 1934 yang mengubah Hagia Sophia menjadi museum Jumat lalu. Hagia Sophia menjadi masjid setelah 85 tahun berfungsi sebagai museum dan dilindungi UNESCO.

Sebelum dikuasai Sultan Mehmet II, penakluk Istanbul, Hagia Sophia  merupakan gereja Kristen Ortodoks selama berabad-abad di bawah kekaisaran Bizantium. Setelah Kekaisaran Ottoman menaklukan Istanbul tahun 1453, Hagia Sofia menjadi masjid dan tahun 1935 di masa pemerintahan Kemal Ataturk, diubah menjadi museum. (lk/*)

Komentar