Socratez Yoman, Pintar Beropini Tapi Menyengsarakan OAP

Jurnalpatrolinews – Jayapura : Setiap peristiwa yang ramai terjadi di Papua selalu mendapat perhatian lebih dari seorang tokoh agama di Papua bernama Socratez S. Yoman. Namun sangat disayangkan sebab setiap pernyataan yang diumbarnya selalu menjadi kontroversi.

Berbagai pihak menilai bahwa tindakan yang dilakukan Socratez sangat merugikan banyak kalangan. Selain selalu menciptakan kegaduhan, ujaran oleh Gembala Socratez bisa menimbulkan konflik yang berkepanjangan di Papua.

Apa yang menjadi keresahan khalayak umum di Papua terhadap Socratez dikarenakan setiap artikelnya tidak memiliki korelasi terhadap kondisi riil yang terjadi.

Sebagai pengamat kebudayaan Papua Franz Korwa, mengatakan bahwa Socratez hanya bisa menyimpulkan sendiri setiap buah pikirnya dengan cara yang tidak tepat (13/10).

“Socratez hanya mencocokkan setiap perkara dengan perkara yang lain. Jelas hal ini tidak berdasar sama sekali,” ungkap Franz yang juga menyebutkan bahwa Socratez adalah provokator di atas Tanah Papua.

Terakhir, Franz menanggapi pernyataan rancu Socratez tentang kebijakan otonomi khusus ketika dibenturkan dengan upaya re-militerisasi.

“Jelas sudah tidak ada kaitannya otsus dengan militer. Apa yang dikatakan Socratez ini selalu menyimpulkan sendiri setiap perkaranya dimana rakyat Papua menjadi korban dari segalanya,” ugkapnya.

Pembangunan Polsek ataupun Koramil di Papua bukan merupakan representasi dari menjadikan rakyat Papua sebagai objek yang tertindas. Berkaitan dengan ini, justru hanya Socratez sendiri yang berkesimpulan bahwa OAP (dikatakan) selalu tertindas. Mengapa demikian, sebab penduduk asli di wilayah tersebut tidak pernah berpandangan seperti apa yang dikatakan oleh Socratez.

Frans juga menambahkan bahwa kehadiran Polisi dan TNI tidak selalu untuk melancarkan operasi seperti yang disangkakan oleh Seocratez.

“Polri bertugas sebagai pelayan masyarakat untuk menjaga keamanan. Begitupun TNI ada dasar yang menyebutkan implementasi kebijakan tugas perbantuan kepada Polri,”

Ditambahkan lagi bahwa tulisan dari Socratez tidak beda dengan hasil kreasi sampah. Selain bernada provokasi, beberapa sudut pandangnya selalu mengungkit keterpurukan OAP.

“Socratez selalu menjual nama orang Papua yang serba terbelakang, kekurangan, ataupun terkekan karena keadaan. Itu sangat tidak bermanfaat apalagi diumbar dalam konteks keagamaan,”

Meski selalu menjual keterpurukan rakyat Papua, Socratez seolah lupa akan apa yang sedang ada dikehidupannya.

Sangat disayangkan ketika dia mengatakan kalau rakyat Papua miskin, tetapi kesehariannya adalah bepergian dengan kendaraan mewah.

Menjadi hal yang miris ketika Socratez juga mengatakan kalau rakyat Papuas tertindas, tetapi lagi-lagi kesehariannya selalu dimanjakan dengan fasilitas lengkap. (Ind Paper)

Komentar