TPNPB-OPM Akui Bertanggung Jawab Atas Pembunuhan Dua Pekerja Di Dekai Yahukimo

Jurnalpatrolinews – Jayapura : Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kodap XVI, Yahukimo menyatakan, bertanggung jawab atas pembunuhan dua orang tukang dan sensor kayu di Dekai Yahukimo belum lama ini.

Hal itu disampaikan Komandan Batalyon Mekmembenal, TPNPB-OPM Kodap XVI Yahukimo, Stepen Wakla sebagaimana release pers yang disampaikan Jubir TPNPB, Sebby Sambom, Senin (31/8/2020).

Sebby Sambon mengakui sebagaimana tertuang dalam release pers TPNPB-OPM bahwa dua orang yang mereka telah bunuh adalah anggota Intel Indonesia di Dekai, Kabupaten Yahukimo Papua.

Menurut Sebby, hal ini dilakukan pihak TPNPB Kodap XVI Yahukimo berkaitan dengan komitmen pihaknya tentang perang pembebasan nasional oleh TPNPB di seluruh teritory Papua Barat yang mana akan diakhiri setelah Papua merdeka penuh dari pendudukan Indonesia.

“TPNPB telah menerima laporan resmi yang dikonfirmasi bahwa di bawa pimpinan Stepen Wakla, Siksa Pestus Weipsa dan Dirmek Yando telah berhasil membunuh 2 anggota intelejen Indonesia yang menyamar sebagai tukang bangunan dan tukan sensor kayu di tiga tempat berbeda di Wilayah Yahukimo,” kata Sebby.

Ia menyatakan, apa yang dilakukan pihaknya di Dekai Yahukimo sebagai bentuk pencegahan kegiatan spionase yang telah dan sedang dilakukan Indonesia di wilayah TPNPB Yahukimo.

Sebby menyataan, Stephen Wakla dan pasukannya sempat melakukan kontak tembak dengan pihak TNI/Polri di daerah jembatan Kali Bontho, Dekai, baru-baru ini.

“Kasus yang terjadi seperti di Yahukimo akan terjadi lagi di seluruh tanah Papua. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia segera hentikan pengiriman pasukan yang berlebihan di seluruh territory West Papua, tetapi Pemerintah Indonesai harus buka diri untuk bersedia duduk di meja perundingan dengan OPM yang dimediasi pihak PBB. Hal ini untuk menyelesaikan konflik bersenjata dengan tujuan hak politik penentuan nasip sendiri,” ujar Sebby.

“Dalam hal ini bangsa Papua mempunyai hak untuk merdeka dan berdiri sendiri dan berdaulat penuh. Oleh karena itu Pemerintah Indonesia dan PBB wajib mengakomodir hak kemerdekaan bagi bangsa Papua. Kami juga desak Presiden Jokowi untuk hentikan penyisiran aparat ke pemukiman warga di Dekai. Karena yang bertanggungjawab adalah Stepen Wakla sebagai Komandan Batalyon Mekmembenal dan Siksa Pestus Weipsa dan Dirmek Yando,” tukas Sebby.  (suara papua)

Komentar