Harga Rumah Di 100 Kota Drop! Fakta-Fakta Ekonomi China Dekati Jurang Resesi

Menyedihkannya lagi, harga dan volume penjualan properti juga mengalami penurunan secara konsisten. China Index Academy (CIA) melaporkan harga rumah di 100 kota di China drop 4 bulan berturut-turut hingga Oktober 2022.

Sementara itu penjualan properti di 100 kota di China juga dilaporkan turun 20% year-on-year (yoy) pada Oktober 2022 oleh CIA. Penurunan kinerja sektor properti tersebut membuat ekonomi China dibayangi oleh perlambatan yang nyata.

Pandemi Covid-19

Setelah bertahun-tahun menggunakan kebijakan ketat nol-Covid, pemerintah China tiba-tiba membatalkan hal tersebut pada 7 Desember dan mengadopsi strategi hidup berdampingan dengan Covid-19. Namun setelahnya gelombang infeksi sejak itu meletus secara nasional.

Dalam beberapa waktu terakhir, media pemerintah berupaya meyakinkan publik bahwa wabah Covid-19 telah terkendali dan mendekati puncaknya.

Angka kematian resmi China 5.250 sejak pandemi dimulai dibandingkan dengan lebih dari 1 juta di Amerika Serikat (AS). Hong Kong yang dikuasai China, sebuah kota berpenduduk 7,4 juta, telah melaporkan lebih dari 11.000 kematian.

Namun, data dari otoritas China tak sepenuhnya transparan. Perusahaan data kesehatan Airfinity, yang berbasis di Inggris, pekan lalu menyebut sekitar 9.000 orang di China mungkin meninggal setiap hari akibat Covid.

Tak hanya itu, mereka juga menyebut kematian kumulatif di China sejak 1 Desember 2022 mungkin mencapai 100.000, dengan infeksi mencapai 18,6 juta. Airfinity memperkirakan infeksi Covid di China mencapai puncak pertamanya pada 13 Januari, dengan 3,7 juta infeksi setiap hari.

Akibat kurangnya transparansi data dari otoritas Negeri Tirai Bambu, sebanyak 16 negara di dunia telah memperketat perjalanan penumpang yang datang dari China sejak akhir 2022.

Amerika Serikat (AS), Kanada, Jepang, dan Prancis termasuk di antara negara-negara yang memberlakukan aturan bahwa semua pelancong dari China harus memberikan tes Covid negatif sebelum kedatangan. Sementara Maroko resmi melarang masuknya pelancong dari China.

Sinyal Bahaya IMF

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan untuk sebagian besar ekonomi global, 2023 akan menjadi tahun yang sulit karena mesin utama pertumbuhan global – Amerika Serikat, Eropa, dan China – semuanya mengalami aktivitas yang melemah.

“Tahun baru akan menjadi lebih sulit daripada tahun yang kita tinggalkan. Mengapa? Karena tiga ekonomi besar – AS, UE, dan China – semuanya melambat secara bersamaan,” tuturnya kepada CBS, dikutip Reuters.

Adapun pada Oktober, IMF memangkas prospeknya untuk pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2023, yang mencerminkan hambatan yang terus berlanjut dari perang di Ukraina serta tekanan inflasi dan suku bunga tinggi.

Komentar