JurnalPatroliNews – China – Ekonomi China menghadapi prospek yang suram dan penuh tantangan pada tahun ini. Data terbaru menunjukkan bahwa tidak ada tanda-tanda perbaikan, baik dalam aspek konsumsi rumah tangga jangka pendek maupun harga properti jangka panjang.
“Tidak banyak berita baik pada data terbaru dan ini sudah terjadi selama beberapa bulan terakhir,” kata profesor International Trade and Economics Cornell University, Eswar Prasad, dikutip dari CNBC International, Senin (16/9/2024).
Prasad menambahkan bahwa situasi ekonomi China diprediksi tidak akan membaik pada paruh kedua tahun ini. Ia menggambarkan kondisi tersebut sebagai ‘berkedip merah atau hampir merah’.
Meskipun China belum mengalami krisis keuangan sistemik, seperti yang diungkapkan Duncan Wringley, kepala strategi Everbright Securities International, krisis di sektor perumahan masih dapat dihindari. “Pemerintah China telah berhasil memisahkan dampak penyesuaian di pasar perumahan dari sektor keuangan, sehingga mencegah krisis yang lebih besar. Namun, mereka mengalami penyesuaian yang lambat, menyakitkan, dan melelahkan,” jelas Wringley.
Selama Agustus, penjualan ritel, produksi industri, dan investasi urban mengalami perlambatan. Tingkat pengangguran mencapai level tertinggi dalam enam bulan terakhir, dan harga rumah terus menurun dengan cepat.
Prasad juga mengkritik lambatnya respons pemerintah China dalam menerapkan kebijakan stimulus ekonomi. Ia menilai bahwa pemerintah belum mengambil langkah signifikan untuk mengatasi masalah ini. “Tindakan kebijakan moneter yang diperlukan harus cukup signifikan dan dilakukan lebih awal. Namun, kami belum melihat langkah-langkah tersebut dari pemerintah China,” kata Prasad.
Komentar