“Harta Karun” Migas Baru ini Bisa Segera Digarap, Asal…

JurnalPatroliNews Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan Indonesia dikaruniai ‘harta karun’ di sektor minyak dan gas (migas). ‘Harta karun’ migas ini belum tersentuh sama sekali. Berupa migas non konvensional, ‘harta karun’ ini bernama metan hidrat atau gas hidrat.

Tak main-main, sumber dayanya bahkan bisa diproduksi hingga 800 tahun lamanya.

Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Muhammad Burhannudinnur mengamini yang disampaikan Menteri ESDM dan mengatakan potensi gas metan di Indonesia memang besar. Akan tetapi, masih perlu kajian yang lebih detail untuk eksplorasi dan eksploitasinya.

Methane gas hidrat potensinya besar. Namun perlu kajian yang lebih detail untuk eksplorasi dan eksploitasinya, termasuk investasi yang high tech dan high cost,” ungkapnya Rabu (16/06/2021).

Lalu, apakah gas metan ini bisa digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak (BBM)?

Menurutnya, untuk bisa diolah hingga menjadi bahan bakar, tahapannya masih panjang.

“Tahapannya masih panjang untuk bisa menggantikannya (BBM),” ujarnya.

Namun demikian, menurutnya tahapan yang panjang ini bisa diperpendek jika didukung dengan investasi dan juga kemauan, serta fokus dalam mengkaji dan meneliti gas metan ini.

“Bisa diperpendek jika ada investasi dan kemauan, serta fokus ke sana,” tuturnya.

Sebelumnya, Guru Besar Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB Doddy Abdassah mengatakan metan hidrat adalah gas hidrat berbentuk kristal es di mana molekul air membentuk struktur seperti kurungan atau clathrate, sehingga memiliki rongga yang dapat terisi oleh molekul gas.

“Jadi ada kurungan molekul-molekul air, kemudian di tengahnya menjebak molekul hidrokarbon bisa metana, C2, C3 ada juga CO2,” paparnya dalam webinar secara daring, Selasa (09/05/2021).

Gas hidrat ini menurutnya sering disebut dengan ‘Fire Ice‘ karena bentuknya seperti es, namun bisa terbakar.

“Gas Hidrat sering juga disebut sebagai ‘Fire Ice‘,” ujarnya.

Doddy mengatakan, sebagai perbandingan, deposit gas alam mencapai 13.000 triliun kaki kubik (TCF). Sementara deposit gas hidrat di darat saja mencapai 5.000 – 12.000.000 TCF dan di bawah laut 30.000 – 49.000.000 TCF.

Lebih lanjut dia menjelaskan gas hidrat adalah sumber daya hidrokarbon non konvensional terbesar di bumi dan diperkirakan 50% deposit hidrokarbon tersimpan dalam bentuk gas hidrat.

Berdasarkan hasil penelitian tahun 2004, telah ditemukan potensi sumber daya metan hidrat di Indonesia yang diperkirakan mencapai 850 triliun kaki kubik (TCF). Potensi itu berada di dua lokasi utama yaitu perairan Selatan Sumatera sampai ke arah Barat Laut Jawa (625 TCF) dan di Selat Makassar Sulawesi (233,2 TCF).

Berdasarkan data Balitbang ESDM, PT Pertamina (Persero) bahkan memperkirakan potensi gas hidrat di Indonesia mencapai 3.000 TCF. Namun, besaran nilai ini masih sering diperdebatkan karena belum ada penelitian komprehensif terkait gas hidrat di Indonesia.

Komentar