Refleksi 76 Tahun Kemerdekaan RI, Prihatin : RI Negara Kaya Tapi Malah Impor Ikan, Udang-Sayuran!

JurnalPatroliNews – Jakarta – RI merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, karena termasuk wilayah tropis dan subur. RI juga memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia, di mana sebesar 70% dari luas wilayah adalah laut.

Namun Indonesia punya sejarah yang buruk soal pemanfaatan sumber daya alam yang ada dan melimpah ini. Pengamat Kebijakan Publik/ Akademisi Fisip UI Andrinof A. Chaniago mengatakan, RI sempat mengimpor ikan, udang-cumi, buah, dan bahkan sayur-sayuran.

“Data lama, latar belakang prioritas pembangunan ini faktanya kita justru banyak impor. Padahal sumber daya ada. Kita bayangkan sempat impor ikan segar, impor sayur-sayuran meroket termasuk diolah maupun kaleng,” paparnya dalam acara ‘Refleksi 76 Tahun Kemerdekaan RI’ secara daring, Sabtu (21/08/2021).

Berdasarkan data yang dipaparkannya, lonjakan impor ini terjadi pada 2011 lalu. Dia mengatakan, luasnya garis pantai yang dimiliki Indonesia, namun masih impor ikan dan udang menjadi sesuatu yang memprihatinkan.

“Buat kita prihatin, kita garis pantai terpanjang kedua 70% laut, ada negara kecil garis pantai pendek, area kecil tapi bisa produksi ikan lebih besar, ekspor lebih besar ini kondisi di tahun 8-7 tahun lalu,” kenangnya.

Menurutnya, untuk menjadi negara yang tangguh, maka harus berpijak mengamankan sumber daya alam untuk kemakmuran rakyat. Perhatian diberikan ke desa, ke daerah pinggiran, karena ketimpangan semakin lebar.

“Prioritas pembangunan adalah infrastruktur adil dan merata sampai ke pinggir, ke perbatasan. Perkuat ketahanan pangan bangkitkan kembali industri, naikkan sumber daya manusia di dalamnya termasuk pembangunan mental,” jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan kita tidak bisa lepas dari fakta perjalanan masa lalu, sumber daya tidak dimanfaatkan maksimal.

“Perjalanan kita di masa lalu ketika kita lihat potensi luar biasa misalnya sumber daya alam. Kita bukan gak memanfaatkan dengan optimal tapi dimanfaatkan pihak lain lebih besar,” lanjutnya.  (*/red)

Komentar