Gubernur Koster Berhasil Bikin Terobosan Kembangkan Benih Bunga Gemitir Diberi Nama Gemitir Bali Sudamala

JurnalPatroliNews.co.id – Baturiti,- Gubernur Bali, DR Ir I Wayan Koster, MM, melakukan panen raya dan stek bunga Gemitir Bali Sudamala di Kebun Percobaan Bali Gemitir, Desa Antapan, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Rabu (Buda Umanis, Julungwangi) 19 Juli 2023.

Ia didampingi Tim Peneliti Gemitir Bali Sudalama dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunada, Prof. Dr. Ir. Dewa Ngurah Suprapta selaku Anggota Tim Peneliti IPB, para petani, hingga pengurus Tim Penggerak PKK Desa Antapan.

Bunga gemitir yang dipanen Gubernur Koster adalah hasil terobosan Murdaning Jagat Bali asal Desa Sembiran, Buleleng di dalam pengembangan benih bunga gemitir yang diberi nama oleh Wayan Koster, Gemitir Bali Sudamala dengan memiliki 5 jenis warna, seperti warna merah, putih, emas, kuning dan orange.

Pada kesempatan itu, Gubernur Koster meluapkan kebahagiannya, karena apa yang telah dipikirkannya sejak menjadi Anggota DPR – RI dari Fraksi PDI Perjuangan, akhirnya bisa terwujud melaksanakan pengembangan varietas bunga gemitir sebagai upaya nyata Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali mensejahterakan para petani di Bali dengan menekan arus impor bunga gemitir yang sudah terjadi bertahun – tahun di Pulau Bali.

“Mengapa saya melakukan ini, karena bunga gemitir memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi dan menghasilkan perputaran uang yang sangat besar, sehingga hal ini membuat para petani di Bali harus membeli benih bunga gemitir pertahunnya ke luar, masing – masing ada yang mencapai 20 – 30 kilogram,” ujar Gubernur Koster.

Di Bali, kata Gubernur Koster, terdapat 15 penyemai bunga gemitir. Kalau masing – masing penyemai membeli jumlah yang sama, maka ditafsirkan mereka membeli benih bunga gemitir dari 300 sampai 450 kilogram pertahunnya. “Dan ini belum termasuk individu – individu yang melakukan transaksi pembelian benih secara impor,” jelas Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Buleleng ini.

Harus diketahui juga, bahwa transaksi harga pembelian benih secara impor, nilainya sudah mencapai Rp 20 miliar hingga Rp 30 miliar pertahun ke luar negeri. “Uang senilai Rp 30 miliar sangat besar, namun bukan itu saja yang saya pikirkan, tetapi Kita juga sudah memberi penghidupan kepada petani di luar negeri sebesar Rp 30 miliar. Untuk itu Kita harus berpikir, bagaimana kalau Rp 30 miliar itu kita pakai untuk menghidupi para petani di Bali, kan lebih bagus, para petani menjadi sejahtera,” ujar Gubernur Bali yang berjiwa ideologis dalam memikirkan nasib para marhaen (petani, red) di Bali, seraya mengajak mulai sekarang Kita harus berhenti melakukan impor.

Kata Gubernur Koster, kebutuhan masyarakat Bali terhadap bunga gemitir sangat tinggi, karena dimanfaatkan sebagai bahan upakara hingga taman hiasan dengan peredaran jualan secara terorganisir pertahun telah mendekati Rp.100 miliar.

Namun siapa yang mendapat manfaat ini? Sekali lagi paling banyak manfaatnya dinikmati oleh luar. Benih yang diproduksinya pun terus menjadi incaran para petani di Bali, karena sekali panen, tanaman bunga gemitir akan mati. Sehingga pembelian benih bunga gemitir ke luar Bali (impor, red) akan terus berputar.

“Sudah berapa tahun kegiatan impor ini berjalan? Kalau Kita bayangkan pembelian benih bunga gemitir terjadi selama 10 tahun dengan transaksi pertahunnya mencapai Rp 30 miliar, maka kalau ditotalkan nilainya bisa mencapai Rp 300 miliar dan secara tidak langsung Kita sudah menghidupkan petani di luar Bali,” jelas Gubernur Koster. “Karena itu, saya tidak mau melihat hal ini terus terjadi,” sambungnya lagi.

Komentar