Ketua DPRD Buleleng: “Biasalah Bercanda, Gak Terjadi Apa-apa”

JurnalPatroliNews – Singaraja – Ketua DPRD Buleleng, Gede Supriatna; menyangkal keributan dua ketua fraksinya yang terjadi di DPRD Bangli. Supriatna berujar bahwa hal itu hanya canda gurau yang dilakukan oleh I Nyoman Gede Wandira Adi, Ketua Fraksi Golkar; dengan Kadek Sumardika, Ketua Fraksi Demokrat-Perindo.

Hal itu disampaikan Supriatna saat mempertemukan keduanya dan menggelar klarifikasi pada Rabu, 1 Maret 2023 di Ruang Ketua DPRD Kabupaten Buleleng. Pertemuan ini pun dilakukan untuk mencegah rancunya informasi yang diterima masyarakat terkait insiden yang menghebohkan itu.

“Biasalah bercanda-bercanda gitu, kita di Buleleng bicara agak keras-keras ya, mungkin itu dianggap oleh teman-teman di Bangli dikira terjadi perselisihan yang serius,” katanya.

“Ya teman-teman lihat sendiri, mereka ketawa-ketawa aja tidak ada persoalan,” lanjutnya kepada awak media.

Ditanya mengenai adanya aksi saling dorong antara Wandira dan Sumardika, Supriatna menjawab hal itu hanya bagian dari candaan saja. Supriatna menjelaskan bahwa karakter orang Buleleng yang berbicara dengan keras membuat orang Bangli menanggap sedang adanya perselisihan.

“Karena memang karakter orang Buleleng yang keras-keras itu yang mungkin dianggap keributan oleh teman-teman di Bangli,” ujarnya.

“Ada pertanyaan, mejaguran (berkelahi), Wandira keluar darah, gak ada,” tambahnya sambil tertawa.

“Gak ada apa-apa,” imbuh Ketua DPRD Buleleng itu.

Sebelumnya, diberitakan bahwa dua orang ketua fraksi di DPRD Buleleng bersitegang di DPRD Kabupaten Bangli pada Selasa, 28 Februari 2023. Insiden keributan itu terjadi saat kunjungan kerja mereka ke DPRD Bangli.

Dalam foto CCTV yang beredar di kalangan wartawan, tampak Wandira dan Sumardika dilerai dan ditenangkan oleh beberapa orang.

Namun dalam klarifikasi keduanya, baik Wandira dan Sumardika mengaku hanya bercanda saja melalui diskusi yang mereka buat. Yakni mengenai hasil konsultasi terkait pisahnya Perindo dari Fraksi Demokrat-Perindo ke Biro Hukum Provinsi Bali.

“Tiang candain (saya ajak bercanda) Dek Sumardika, berlebihlah candaan saya, guyonan di sana,” aku Wandira kepada awak media.

Baik Wandira dan Sumardika juga memaklumi perbedaan kultur Buleleng dengan Bangli sehingga membuat adanya perbedaan tafsir. Lantaran bicara keras di DPRD Bangli oleh kedua ketua fraksi ini dianggap perselisihan serius.

“Mungkin pada prinsipnya didengar teman-teman di Bangli seperti bersitegang, ya karena bahasa pergaulan kita beda,” ujar Sumardika.

Komentar