Wagub Bali Harap Pasokan Barang Tetap Rata dan Kontinyu Saat Rapat Koordinasi Dampak El Nino di Bali

JurnalPatroliNews.co.id,- Kuta,– Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) mewakili Gubernur Bali Wayan Koster memberikan sambutan pada acara Rakor Penanggulangan Dampak El Nino di Wilayah Bali serta Deklarasi Champion Cabai dan Bawang Merah Indonesia, yang juga dihadiri Menteri Pertanian RI Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, bertempat di Hotel Anvaya, Kuta, Badung, Jumat (28/7/2023).

Dalam kesempatan tersebut, Wagub Cok Ace menyampaikan harapan Gubernur Bali yang dibacakan dalam sambutan, agar melalui Rakor ini bisa mencegah dampak terburuk El Nino yang diperkirakan akan menerjang beberapa kawasan di Indonesia terutama Bali. “Saya harap kita bisa tanggap dan waspada akan dampak El Nino sehingga kita tetap bisa menjaga supply barang ke pasar relatif lebih merata dan kontinyu,” Wagub Cok Ace menyampaikan.

Pertemuan ini juga diharapkan mampu menghasilkan gambaran potensi yang bisa dioptimalkan dalam peningkatan luas pertanaman, panen, produksi dan produktivitas cabai dan bawang merah.

Sehingga dapat membantu pemerintah dalam menstabilkan jumlah persediaan dan pasokan cabai dan bawang merah yang sangat fluktuatif. “Kami sangat mengapresiasi para petugas di lapangan yang selalu berupaya agar persediaan produksi tetap kontinyu dan harga tetap stabil,” imbuhnya.

Di lain sisi, Guru Besar ISI Denpasar itu juga mengungkapkan capaian pertanian Bali pada tahun 2022. Menurutnya di tahun tersebut Bali telah mencapai angka surplus untuk cabai rawit sebesar 27.573 ton yang hanya mengalami defisit di bulan Desember, dan cabai besar 3.639 ton tanpa ada bulan defisit.

Sementara bawang merah secara keseluruhan surplus 761 ton yang hanya berlangsung selama empat bulan, sedangkan delapan bulan lainnya mengalami defisit. “Hal ini mencerminkan bahwa pertanaman cabai tersebar relatif merata setiap bulannya, sedangkan bawang merah tersebar pada bulan-bula n tertentu saja karena sangat sensitif dengan perubahan iklim diluar musim (off seasons-red),” tuturnya.

Pada akhirnya, ia pun berpesan untuk senantiasa waspada akan dampak perubahan iklim, terutama pada El Nino yang diprediksi akan mencapai puncaknya pada bulan Agustus – September 2023.

“Ancaman pemanasan global juga terjadi dimana batas toleransi suhu 1,5 derajat Celsius nyaris terlampaui, bahkan di Bali sendiri kita merasakan perubahan suhu. Untuk itu mari kita lakukan langkah preventif terutama dalam upaya menyediakan supply makanan kepada masyarakat,” tandasnya.

Komentar