Bank Indonesia Edukasi Pemuda Agama di Manado tentang Out Ekonomi Sulut, Rupiah dan QRIS

JurnalPatroliNews – Manado, — Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara (BI Sulut) menyelenggarakan Komunikasi Kebijakan kepada Pemuka Agama se-Kota Manado, bersinergi dengan Badan Kerja Sama Antar Umat Agama (BKSAUA) Manado.

Acara yang dibuka dengan sambutan oleh Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Sulut, Marwadi dan dari Wali Kota Manado Andrei Angouw ini dilaksanakan pada Selasa (21/3/2023) bertempat di Kantor Walikota Manado dan diikuti kurang lebih 1.200 orang.

Fokus kegiatan berupa pemaparan mengenai Kebanksentralan dan Outlook Perekonomian Sulawesi Utara Tahun 2023 yang dibawakan oleh Deputi Kepala Perwakilan BI Sulut Fernando R. Butarbutar.

Selain materi tersebut, turut disampaikan pemaparan tentang Cinta Bangga Paham Rupiah dan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang dibawakan oleh Tim Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah KPwBl Sulut.

Dalam pemaparan terkait Kebanksentralan, disampaikan fungsi Bank Indonesia yang dirangkum dalam 3 hal, yaitu mengelola stabilitas moneter, menjaga stabilitas sistem pembayaran dan stabilitas sistem keuangan dalam rangka menjaga kestabilan nilai rupiah yang tercermin dari inflasi dan nilai tukar. Selanjutnya, dalam pemaparan tentang Outlook Perekonomian, disampaikan, Bank Indonesia optimis perekonomian Sulawesi Utara akan tumbuh positif di tahun 2023.

Deputi Kepala Perwakilan BI Sulut menghimbau agar para pemuka agama dapat menyampaikan kepada umat untuk tidak khawatir terhadap gejolak ekonomi global yang sedang terjadi.

“Kami imbau agar tidak melakukan panic buying (membeli untuk menimbun bahan makanan di tempat tinggal) yang dapat membuat kelangkaan bahan makanan di Kota Manado sehingga meningkatkan inflasi pangan,” ujar Fernando.

Berikutnya, dalam pemaparan tentang Cinta Bangga Paham Rupiah serta QRIS, Bank Indonesia mengajak agar masyarakat dapat mewujudkan kecintaan terhadap Rupiah.

Caranya dengan mengenali karakteristik dan desain uang Rupiah, memperlakukan Rupiah dengan baik, serta menjaga uang Rupiah dari segala kejahatan pemalsuan. Dengan melakukan aktivitas 5J (Jangan Dilipat, Jangan Dicoret, Jangan Distaples, Jangan Dibasahi, Jangan Diremas), artinya sudah turut menjaga uang rupiah yang merupakan simbol kedaulatan negara.

Pada kegiatan tersebut juga disampaikan penjelasan terkait kanal pembayaran QRIS dan cara penggunaannya.

Dengan menggunakan QRIS, masyarakat selaku pembeli barang/jasa akan lebih mudah dalam melakukan pembayaran.

Hal itu karena QRIS lebih cepat, pengeluaran tercatat oleh sistem, efisien tanpa uang kembalian, bebas biaya, lebih higienis tanpa kontak fisik, aman serta terlindungi sebab diawasi oleh Bank Indonesia.

Adapun bagi para pedagang (merchant) atau penyedia barang/jasa, penggunaan QRIS akan memberikan manfaat berupa kemudahan pencatatan transaksi, kemudahan dalam membangun credit profile, tidak memerlukan uang kembalian dan bebas dari risiko pencurian dan pemalsuan uang.

“Bank Indonesia juga memberikan asistensi bagi tempat ibadah yang ingin menggunakan QRIS dalam pengelolaan keuangan organisasi rohani yang bersangkutan,” kata Fernando.

Komentar