“Penerimaan Negara belum mencapai Rp 3.090 triliun, pilihannya akan dipotong nggak (Anggaran) sampai sama dengan penerimaan Negara? Atau penerimaan Negara digenjot sampai Rp 3.000 triliun? nanti Anda bilang ‘Bu saya napas aja sekarang dipajakin’. Jadi semuanya itu the right balancing,” tambahnya.
Sri Mulyani membeberkan, jika ingin membuat APBN dalam kondisi balance alias tidak perlu menambah utang untuk memenuhi kebutuhan, maka konsekuensinya adalah subsidi akan dicabut, semisalnya subsidi Listrik dan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM).
Lebih lanjut, ia menuturkan, jika digabungkan total kedua subsidi tersebut, maka totalnya mencapai Rp 555 triliun. Itu artinya jika subsidi itu tidak diberikan maka APBN Indonesia akan di level surplus. “Kalau tadi seandainya APBN mau di-Balance-kan, bisa sih Bu, tapi Anda mau kita balance kan, tapi satu PLN nggak tak bayar Rp 171 triliun, itu langsung turun Defisitnya, Bu Nicke (pertamina) nggak usah saya bayar Rp 379 triliun, itu langsung udah 0 Defisitnya,” pungkasnya.
Komentar