Harga Telur Ayam Dipasaran Ngamuk, Ini Pemicunya!

“Harga pokok produksi meningkat seiring dengan kenaikan harga pakan pabrik saat ini, dan pemerintah tidak bisa lakukan intervensi pabrikan,” tambahnya.

Ki Musbar menyebut, dengan kondisi pasokan telur ayam yang masih belum pulih sepenuhnya, ditambah dengan adanya program Keluarga Rentan Stunting (KRS) dari Bapanas, di mana Pemerintah memberikan Bantuan Sosial (Bansos) berupa ayam dan telur, kepada keluarga rawan stunting, ikut mempengaruhi harga.

“Kegiatan Pemerintah dalam menyerap daging dan telur ayam untuk program KRS Bapanas, sangat terasa pengaruhnya di saat populasi belum pulih 100%,” ujarnya.

“Solusinya, di saat biaya produksi per kilogram naik, diharapkan Bapanas sesuai Perpres 125 tahun 2023, bisa lakukan re-evaluasi Perbadan No 5 tahun 2022 (Perbadan No 5/2022 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen, dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen Komoditas Jagung, Telur Ayam Ras, dan Daging Ayam Ras yang telah ditetapkan 5 Oktober 2022),” sambungnya.

Musbar menilai, peningkatan kebutuhan dan pesanan nasi bungkus dan rames, di masa pendaftaran Bacaleg pada Mei ini, juga menjadi faktor dari naiknya harga telur ayam, di mana permintaan tinggi, namun pasokan tak mencukupi.

“Mei ini sudah mulai pendaftaran bakal caleg merata diseluruh Indonesia. Otomatis kebutuhan nasi bungkus atau nasi rames pasti juga meningkat ya,” tandasnya.

Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan menunjukkan, harga telur hari ini, Selasa (16/5/23), di tingkat pedagang eceran secara rata-rata Nasional, terus naik dalam sepekan terakhir.
Harga tertinggi hari ini sudah mencapai Rp37.280 per kg, dilaporkan terjadi di Maluku. Sedangkan harga rata-rata Nasional di tingkat pedagang eceran hari ini, naik Rp130 ke Rp30.000 per kg. Pekan lalu, harganya masih bercokol di Rp29.050 per kg nya.

Komentar