Ini Penjelasan Bos BI: Soal Hapus Kata ‘Ini’ di Rapat Dewan Gubernur

Perry pun mengakui bahwa kalimat ‘pertumbuhan ekonomi diperkirakan bias ke atas’ tersebut ditiadakan, karena sampai saat ini bank sentral masih mendalami lagi sejumlah faktor yang bisa membayangi ekonomi tanah air ke depan.

Sejumlah faktor itu salah satunya yakni masuknya Indonesia pada tahun politik, untuk pemilihan umum Presiden RI periode 2024-2028. Pergerakan investasi, terutama investasi bangunan akan menjadi satu hal yang akan terus diawasi dan diamati oleh Bank Indonesia.

Pasalnya, secara historis para pelaku usaha akan melihat dan menunggu dahulu atau wait and see dikala tahun politik. Sehingga secara keseluruhan tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan tidak seperti perkiraan BI sebelumnya.

“Kami yakin di kuartal II masih tinggi 5,1% tapi ke depan akan lihat pola investasi. Kalimat bias ke atas tidak kami masukan di kisaran. […] Kalimat itu kami hapus untuk mendalami lagi, apakah titik tengah antara 4,5% hingga 5,5%,” jelas Perry.

“Moga-moga pola tahun-tahun pemilu ada wait and see tidak memberikan tekanan yang kuat terhadap sikap atau perilaku dunia usaha untuk berinvestasi. Tapi kisaran masih sama 4,5% hingga 5,3%,” kata Perry lagi.

Komentar