JurnalPatroliNews – Jakarta,- Terjadinya pergeseran manufaktur China yang ditandai dengan relokasi pabrik asing dan perlambatan produksi tersebut membuka peluang besar bagi Indonesia untuk menggenjot ekspor di sektor ini.
Bank Dunia mengatakan Indonesia berpeluang besar mengisi pasar AS sebagai pengganti China. Sebagai catatan, pada Agustus ekspor Indonesia mencapai US$27,9 miliar, rekor tertinggi dan tumbuh 9,1% dibandingkan tahun lalu.Â
Bagusnya kinerja ekspor membuat surplus neraca perdagangan mencapai US$5,76 miliar, atau mempertahankan rekor 28 bulan surplus Bank Dunia mengungkapkan situasi yang terjadi di China, bisa menguntungkan Indonesia.
Selain tekstil, Csilla juga melihat peluang besar pasar AS bagi eksportir sepatu Indonesia.
“Tren ekspor sepatu dari Cina ke AS menurun secara signifikan dalam dasawarsa terakhir. Di sisi lain terjadi kenaikkan tren sepatu Indonesia ke AS akhir-akhir ini,” katanya.
Menurutnya, salah satu kebijakan yang dapat mendukung pemanfaatan pergeseran ini yaitu dengan membentuk keseimbangan sosial dan membuat sistem perizinan ekspor impor yang bisa meningkatkan transparansi perizinan ekspor impor.
Selain itu, Csilla juga menyarankan perlu adanya reformasi perdagangan yang mengatur Non-tariff measures (NTMs) atau hambatan non tarif.
“Terkait reformasi perdagangan yang ingin saya tekankan mengenai NTM adalah perbaikan khususnya dalam inspeksi pra pengiriman.
Nah reformasi diperlukan dalam standar nasional Indonesia dan perbaikan impor terkait persyaratan port entry,” katanya.
Komentar