Pasokan Nikel RI Melebihi Batas, Apa Dampaknya?

JurnalPatroliNews – Jakarta – Persedian nikel di Indonesia mengalami lonjakan yang dapat memengaruhi pasar global. Diperkirakan, peningkatan ini akan mengalami penurunan harga nikel secara signifikan.

Ketidakstabilan pasokan nikel Indonesia diduga disebabkan adanya pembangunan fasilitas pemurnian nikel (smelter) yang masih terus berlangsung. Menurut data resmi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), jumlah smelter nikel di Indonesia telah mencapai 116 unit.

Oleh karena itu, Perhimpunan Ahli Pertambangan (Perhapi) mencatat bahwa dengan adanya peningkatan jumlah smelter nikel yang beroperasi, pasokan nikel Indonesia kemungkinan akan terus bertambah.

Rizal Kasli, Ketua Umum Perhapi, mengungkapkan bahwa beberapa perusahaan saat ini sedang dalam proses konstruksi smelter, sementara yang lain masih dalam tahap perencanaan.

Sementara itu, untuk mengantisipasi potensi oversuplai nikel di pasar global, Rizal menganjurkan kepada pemerintah untuk meninjau kembali pembangunan smelter tersebut. Menurutnya, tindakan ini penting agar tidak terjadi penumpukan pasokan nikel Indonesia di pasar global.

“Kalau ini selesai di bangun di khawatirkan menambah suplai hampir 12 juta ton, ini pasti akan membanjiri pasar global lagi, ada juga yang dalam perencanaan, nah mungkin ini bisa dipertimbangkan untuk di hold sehingga tidak membanjiri pasar nikel dari kita,” kata Rizal.

Diketahui, data yang dirilis Rizal menunjukkan bahwa produksi nikel Indonesia saat ini mencapai hampir 2 juta ton, dengan sekitar 1,97 juta ton diekspor ke pasar global. Namun, permintaan nikel dari China mengalami penurunan, yang mengakibatkan kelebihan pasokan nikel sekitar 240 ribu ton.

“Dari China tidak sesuai dengan yang diekspektasikan di awal, sehingga terjadi over suplai nikel sekitar 240 ribu ton. Sehingga ini berpengaruh kepada harga di pasar global,” ujar Rizal, Jumat (23/2/24).

Komentar