Selanjutnya, realisasi belanja subsidi nonenergi pada Januari-April 2023 sebesar Rp19,89 triliun, atau 22,99 persen dari Pagu, masih di dominasi oleh subsidi kredit program sebesar Rp15,26 triliun atau 76,70 persen dari total realisasi Subsidi Nonenergi.
Sri Mulyani juga menyampaikan subsidi pupuk menyusul sebagai kontributor kedua terbesar dengan realisasi sebesar Rp 4,12 triliun atau sebesar 20,71 persen terhadap realisasi subsidi nonenergi.
Meskipun subsidi pupuk selama periode Januari-April 2023 menunjukkan pertumbuhan positif, namun jika dilihat dari sisi penyaluran volume pupuk bersubsidi justru terjadi penurunan penyaluran.
Selama periode Januari-April 2022 penyaluran pupuk bersubsidi sebanyak 2,91 juta ton mengalami penurunan menjadi 2,33 juta ton pada 2023atau mengalami penurunan sebanyak 19,81 persen.
Hal tersebut terjadi karena terdapat peningkatan subsidi akibat dari meningkatnya Harga Pokok Penjualan (HPP) dan juga percepatan pembayaran subsidi pupuk.
Namun demikian, secara keseluruhan realisasi subsidi nonenergi tetap mengalami peningkatan sebesar 93,68 persen (yoy). Peningkatan ini di antaranya dipengaruhi oleh kenaikan signifikan realisasi Subsidi Public Service Obligations (PSO) dan subsidi pupuk yang masing-masing tumbuh sebesar 275,39 persen (yoy) dan 129,99 persen (yoy), serta disusul oleh pertumbuhan realisasi Subsidi Kredit Program sebesar 82,89 persen (yoy).
Komentar