Diujung Tanduk! Bos Bappenas Bakal ‘Suntik Mati’ PLTU Batu Bara, Solusi Atasi Polusi Udara

JurnalPatroliNews – Jakarta, – Pemerintah memastikan akan melanjutkan rencana pensiun dini PLTU Batubara guna menurunkan tingkat polusi udara.

Sayangnya, upaya mempensiunkan PLTU Batubara tidak bisa dilakukan secara instan melainkan butuh proses. Indonesia diperkirakan baru memulai ‘pensiun dini‘ PLTU secara bertahap mulai saat ini hingga 2045, salah satunya dengan program Just Energy Transition Partnership (JETP).

“Kami sedang berusaha mempensiundinikan yang batu bara,” kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam acara Antisipasi Dampak Perubahan Iklim untuk Pembangunan Indonesia Emas 2045 di Kantor Bappenas, Jakarta, Senin (21/8/2023).

Suharso mengatakan saat ini pemerintah terus menganjurkan PLTU untuk melakukan co-firing. Co-firing merupakan teknik substitusi PLTU batubara dengan bahan biomassa pada rasio tertentu. Teknik ini biasa dilakukan dengan membakar secara bersamaan kedua bahan tersebut.

Menurutnya, di beberapa daerah pemerintah sudah menganjurkan agar PLTU melakukan co-firing guna mengurangi emisi karbon. Dia mengatakan co-firing akan menurunkan sekitar 30% emisi PLTU. “Semua lini kami upayakan,” kata dia.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya mengungkapkan bahwa pemerintah sudah menyiapkan setidaknya 13 atau 14 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batu bara di Indonesia yang siap ‘disuntik mati’ atau dipensiunkan dini. Hal itu sebagai upaya pemerintah mendukung pengurangan emisi karbon di dalam negeri.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan bahwa pihaknya sudah menyiapkan sebesar 4.800 Mega Watt (MW) atau 4,8 giga watt (GW) yang terdiri dari setidaknya 13-14 PLTU untuk dipensiunkan dini.

“Kita dalam daftar itu 4,8 GW subjek terhadap pendanaannya. Kita sudah tawarkan 4,8 GW. Lumayan, ada berapa ya, 13 atau 14 (PLTU),” jelas Dadan.

Komentar