Sementara itu, Anggota Tim Hukum Gabungan Aremania, Anjar Nawan Yusky mengungkapkan, bahwa pihaknya akan melakukan koordinasi lebih lanjut.
“Yang pasti kami berangkat, apalagi sebagai tim hukum, karena kami berkomitmen mengawal dan memantau jalannya persidangan dari awal sampai akhir. Kalau teknisnya sendiri seperti apa, lalu ada berapa perwakilan keluarga korban yang ikut berangkat atau dari TGA ada berapa orang yang ikut, kita masih belum membahas hal tersebut,” tandas Anjar.
Polisi Siagakan 1.800 Personel
Polrestabes Surabaya bakal menerjunkan 1.800 personel untuk mengamankan sidang tersebut.
Ribuan polisi itu merupakan pasukan gabungan dari personil Polrestabes Surabaya dan Polda Jawa Timur.
Oleh karena itu, Polisi Sabhara, Brimob, Reskrim, Samapta, serta Gegana ikut terlibat.
Kabag OPS Polrestabes Surabaya, AKBP Toni Kasmiri mengatakan, skenario pengamanan pertama polisi terlebih dahulu menerjunkan 800 personel.
“Jika situasi lapangan berubah, jumlah pasukan akan ditambah menjadi 1.000 personel,” katanya.
Polisi telah menyiapkan skenario pengamanan menjadi tiga ring. Pertama, akan ada 68 personel di dalam ruang sidang maupun di luar.
Ring kedua, polisi akan berjaga di sekitar kantin, ruang humas, lobi, maupun halaman PN Surabaya. Sementara, ring tiga berjaga di pintu gerbang utama PN Surabaya.
Beberapa hari lalu polisi telah menggelar simulasi skenario pengamanan ini.
Polisi yang menjaga di pintu masuk akan selalu menanyakan kepentingan dan identitas siapa pun yang datang di PN Surabaya.
Sangat menggambarkan siapa pun yang tidak berkepentingan bakal kesulitan masuk PN Surabaya, ketika ada sidang Kanjuruhan.
Toni menjelaskan, polisi yang tidak bersiaga di PN, akan disiagakan di beberapa titik jalan menuju Surabaya, seperti Waru dan pintu keluar tol yang mengarah masuk arah ke Surabaya.
Penjagaan ini untuk menyekat kedatangan Aremania.
Komentar