JurnalPatroliNews – Jakarta.,- Industri penerbangan Indonesia saat ini menghadapi tantangan yang signifikan, terutama dengan meningkatnya nilai tukar Dolar yang berdampak langsung pada operasional perusahaan-perusahaan penerbangan di negara ini.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, secara terbuka mengungkapkan kekhawatiran ini kepada wartawan setelah menjadi narasumber dalam forum diskusi yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia (Apjapi) di Binakarna Auditorium, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, pada Kamis (20/6).
Menurut Irfan, “Jelas bahwa nilai tukar, terutama komponen Dolar, memiliki dampak besar bagi industri penerbangan kita. Jika kurs terus melemah, ini akan sangat mempengaruhi operasional dan keuangan kami.”
Situasi ekonomi global yang tidak pasti dan fluktuasi nilai tukar yang tinggi telah menjadi tantangan ekstra bagi perusahaan-perusahaan penerbangan di Indonesia.
Irfan Setiaputra menekankan perlunya adaptasi terus-menerus dan pencarian solusi inovatif agar industri penerbangan tetap dapat memberikan layanan yang optimal kepada masyarakat.
“Kami di Garuda Indonesia berkomitmen untuk terus meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan pengelolaan biaya operasional, sambil tetap memberikan pengalaman terbaik bagi penumpang kami,” tambahnya Irfan.
“Ketika Anda naik pesawat kan nggak saya tagih Dolar,”ungkapnya.
Dalam konteks global saat ini, di mana gejolak ekonomi dan politik dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang, perusahaan penerbangan harus bisa mengantisipasi risiko-risiko tersebut dengan strategi yang matang. Pengelolaan mata uang asing menjadi salah satu aspek krusial dalam menjaga stabilitas keuangan perusahaan.
Selain itu, pada pembukaan perdagangan hari Kamis (20/6), tercatat bahwa nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS mengalami penurunan sebesar 18 poin atau sekitar 0,11 persen, menjadi Rp16.383 per Dolar AS.
Meskipun penurunan ini kecil, namun mencerminkan ketidakpastian pasar mata uang yang perlu diawasi dengan cermat oleh perusahaan-perusahaan penerbangan.
Di tengah dinamika ekonomi yang serba cepat, keberlanjutan industri penerbangan Indonesia membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, regulator, dan pelaku industri untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan yang berkelanjutan.
Upaya bersama dalam menghadapi tantangan ini akan menjadi kunci keberhasilan bagi industri penerbangan Indonesia dalam menjaga daya saing globalnya.