Jokowi Soroti Penurunan Impor Jagung RI, Hanya 450.000 Ton

JurnalPatroliNews – Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan impor jagung saat ini hanya mencapai sekitar 400.000 hingga 450.000 ton. Ini merupakan kemajuan signifikan dari masa lalu di mana Indonesia harus mengimpor lebih dari 3 juta ton jagung.

“Kita ingin memastikan bahwa produksi jagung kita terus meningkat karena impor jagung yang dulunya 3,5 juta ton telah turun menjadi 400-450 ribu ton,” katanya saat memberikan keterangan pers usai meninjau panen jagung di Kabupaten Boalemo, Gorontalo, Senin (22/4/24).

Namun, Jokowi juga menggarisbawahi potensi penurunan harga jagung.

“Memang (impor) turunnya banyak. Tapi juga berkaitan dengan harga. Harga per kilogram (kg), kalau yang tahun lalu bisa sampai Rp8.000, sekarang turun menjadi Rp4.000-5.000. Ro4.050 ya tadi saya tanyakan. Artinya, kalau harga sudah turun seperti ini, produksinya pasti melimpah dan naik,” tegas Jokowi.

“Kita harapkan dua-duanya, produksi naik tetapi harganya juga meningkat. Ini yang harus dilakukan oleh pemerintah dengan mungkin pembelian oleh Perum Bulog,” sambungnya. 

Menanggapi ancaman cuaca terhadap produksi, Jokowi tetap optimis bahwa produksi akan tetap melimpah.

“Ya kalau itu (gagal panen akibat musim panas) itu masih normal lah hitungan kita. Kayak kemarin beras. Ada kelebihan bulan lalu, hitungan BPS kelebihan 300.000 ton. Yang diperkirakan tidak surplus ternyata lebih 300.000 ton,” papar Jokowi. 

Sementara itu, BPS mencatat bahwa Indonesia sebelumnya telah mengimpor jagung lebih dari 3 juta ton dalam beberapa kesempatan. Pada tahun 2011 sebanyak 3,20 juta ton, tahun 2013 sebanyak 3,19 juta ton, tahun 2014 sebanyak 3,25 juta ton, dan tahun 2015 sebanyak 1,13 juta ton. Volume impor tersebut terus menurun, dengan BPS mencatat bahwa pada tahun 2017, impor jagung turun di bawah 1 juta ton, hanya sekitar 517,50 ribu ton.

Komentar