Keuskupan Agung Merauke Terima 2,4 Miliar Dari Perusahaan Perusak Lingkungan

Jurnalpatrolinews – Jayapura : Bertempat di wisma Keuskupan Agung Merauke, Mgr. P.C Mandagi, MSC telah menandatangani MoU bersama dengan PT Tunas Sawa Erma (PT TSE) yang selama ini telah merusak dan menghancurkan lingkungan di Tanah Papua.

Penandatanganan MoU tersebut dilakukan untuk dua hal. Pertama adalah bantuan ribuan masker di masa pandemi Covid-19 yang sebelumnya telah diberikan PT TSE kepada Keuskupan Agung Merauke, dan kedua adalah untuk menerima uang sebesar 2,4 Miliar dari perusahaan perusak hutan tersebut.

Sikap Uskup Mandagi melakukan penandatanganan tersebut bertolak belakang dengan upaya umat Katolik Pribumi Papua di Papua Selatan yang selama ini terus melawan perusahaan perusak lingkungan seperti PT TSE [Korido Group].

Bukan main. MoU tersebut selain uang 2,4 Miliar, juga dikabarkan perusahaan perusak lingkungan tersebut akan memberikan uang operasional senilai 20 juta setiap bulan.

Seperti dilansir suara.merauke.go.id, jumlah uang yang fantastis tersebut akan digunakan untuk membangun dan merenovasi bangunan seminari Pastor Bonus, Merauke, Papua.

2.4 Miliar tersebut, akan disalurkan ke Keukupan Agung Merauke dalam tiga tahap dan ditandai dengan pemberian tahap pertama senilai Rp 800 juta. Uang tersebut diserahkan oleh General Manager PT Tunas Sawa Erma, Jimmy Yonesendu  kepada Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, Selasa (05/01/2021) di Sekretariat Keuskupan Merauke.

“Kita serahkan tiap tahap Rp 800 juta selama tiga tahun dan juga untuk dana operasional setiap hari. Per bulannya Rp 20 juta,” ucap Jimmy dalam sambutannya.

Selama tiga tahun Keuskupan Agung Merauke akan menerima dana setiap tahun senilai Rp. 800 juta dan senilai 20 juta perbulan sebagai uang operasional.

Dengan rincian, selama satu tahun uang operasional senilai 240 juta dan 800 juta sehingga total yang akan diterima Keuskupan Agung Merauke selama satu tahun adalah  Rp. 1.040.000.000 (satu miliar empat puluh juta rupiah). Total selama MoU itu berjalan, dalam tiga tahun pihak keuskupan akan menerima dana senilai Rp. 3.120.000.000 (tiga miliar seratus dua puluh juta rupiah).

Sang General Manager PT Tunas Sawa Erma, Jimmy Yonesendu juga mengungkapkan bahwa sebelum tanda tangan MoU itu dilakukan, bantuan operasional yang sudah diserahkan setiap bulan adalah dalam bentuk bahan makanan.

Baca Juga:  Maklumat Kapolda Soal RDP MRP Dinilai Diskriminatif Terhadap Penegakan Hukum

Kemudian, pada 5 Januari 2021 bantuan dari perusahaan perusak lingkungan tersebut dilanjutkan dengan memberikan bantuan berupa uang.

“Ini merupakan wujud tanggungjawab sosial perusahaan kami. Menjadi komitmen dari pimpinan kami bahwa kita akan selalu kerja sama dengan semua pihak untuk pembangunan daerah,” katanya.

Sementara itu, Uskup Mandagi mengaku kerjasama antara Keuskupan Agung Merauke dengan perusahaan perusak lingkungan tersebut adalah sebuah suka cita besar untuk keuskupan yang sedang dipimpinnya itu.

“Tentu merupakan sebuah suka cita besar bagi kami Keuskupan Agung Merauke, bahwa ada kerja sama dengan perusahaan. Saya paling suka kita ada kerja sama dalam hal melayani masyarakat,” ungkap Uskup Mandagi.

Dalam konteks positif, Keuskupan Agung Merauke akan memberikan dukungan terhadap perusahaan dalam berinvestasi di wilayah Selatan Papua. Tetap memberi keritik dan saran, terutama agar perusahaan mengedepankan dan menjaga keberlanjutan lingkungan hidup di Papua.

Baca Juga:  PBB Desak Indonesia Tegakkan Hak Berekspresi Rakyat Papua

“Boleh berkarya, boleh ambil tetapi harus memperhatikan kelangsungan lingkungan yang ada di sini demi anak cucu kita nanti,” pinta Uskup berdarah Manado ini.

Ia harapkan, perusahaan yang bergerak di bagian perkebunan kelapa sawit memanfaatkan lingkungan alam sekitar sesuai aturan yang ditetapkan oleh UU.  Menurutnya, perusahaan hadir di tengah masyarakat selain untuk mendapat keuntungan tetapi juga memberi manfaat bagi masyarakat sekitar perusahaan berada.

“Saya ucapkan terima kasih atas bantuannya. Nanti kita akan mempertanggungjawabkan apa yang kita pakai,” tambah Uskup.

Seminari Pastor Bonus Merauke sebagai sekolah pembentukan calon imam dalam Gereja Katolik yang selanjutnya akan mengabdi kepada masyarakat di Selatan Papua.

Lanjut Uskup Mandagi sebut, Keuskupan Agung Merauke bukanlah keuskupan yang kaya sehingga sangat butuh bantuan dari para donatur terutama perusahaan. Sebab, menurutnya, kemajuan satu wilayah membutuhkan investor, asalkan perusahaan tidak merusak lingkungan.

“Ini perusahaan pertama yang memberikan bantuan. Menjadi contoh bagi perusahaan lain yang ada di sini,” tandasnya. (suara papua)

Komentar