JurnalPatroliNews – Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan bahwa sektor mineral dan batu bara (minerba) masih menjadi kontributor utama bagi pendapatan negara. Kontribusi ini didapat terutama dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) serta royalti.
Menurut data yang diungkapkannya, sekitar 80% PNBP Indonesia berasal dari sektor minerba, dengan batu bara sebagai penyumbang terbesar.
“Jika anda melihat juga 80% pendapatan negara dari komoditas batu bara, royalti, PNBP berkontribusi sebesar 80% dari mineral dan batu bara. Lihatlah data ini. Saya pikir batu bara masih sangat penting, terlepas dari perdebatan tentang perubahan iklim dan emisi karbon, tetapi ini sangat penting bagi kami,” kata Luhut dalam acara Coaltrans Asia 2024, Senin (9/9/2024).
Ia mengungkapkan bahwa ekspor batu bara Indonesia sepanjang tahun 2023 mencapai nilai US$ 35 miliar, setara dengan Rp 540,61 triliun. Sementara ekspor nikel berhasil meraup US$ 34 miliar atau sekitar Rp 525,20 triliun.
Dengan demikian, Luhut menekankan bahwa meski ada perhatian global terhadap isu perubahan iklim, batu bara tetap menjadi komoditas yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia.
“Bagi kami, ini tetap penting. Baik bijih nikel maupun batu bara adalah dua komoditas utama bagi Indonesia,” tutupnya.
Komentar