Neraca Dagang RI Surplus Besar, Ekonom Bank Mandiri: Aneh! Rupiah Kok Masih Keok

JurnalPatroliNews – Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih terus berada dalam tren pelemahan. Mata uang garuda belum mampu bangkit dari keterpurukan meskipun neraca perdagangan Indonesia terus mengalami surplus hingga Oktober 2022 sebesar US$5,67 miliar.

Di pasar spot, hingga pukul 14.53 WIB, Kamis, 15 November 2022, kurs rupiah bertengger di level Rp15.543 per dolar AS. Level ini melemah 0,15 persen dari penutupan perdagangan hari sebelumnya yang berada di level Rp15.519.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menjelaskan, belum mampunya neraca perdagangan Indonesia mendongkrak nilai tukar rupiah terhadap dolar AS karena tekanan dari sisi aliran modal asing yang keluar dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) masih besar.

“Benar di trade balance masih surplus, jadi neraca transaksi berjalan pada neraca pembayaran kemungkinan akan surplus. Tapi pada neraca finansial bisa defisit karena pada investasi portofolio tercatat net outflow akibat di pasar SBN sudah net outflow lebih besar meski di pasar saham masih net inflow,” kata Faisal saat dihubungi, Kamis, (15/11/2022).

Bank Indonesia mencatat, sejak awal tahun ini hingga 10 November 2022 memang terjadi aliran modal asing yang ke luar dari pasar SBN sebesar Rp173,11 triliun. Angka ini lebih besar dari aliran modal asing yang masuk ke pasar saham sebesar Rp78,39 triliun.

Faisal menjelaskan, keluarnya aliran modal asing dari pasar SBN itu masih lebih disebabkan sentimen pelaku pasar keuangan terhadap kebijakan suku bunga acuan bank sentral di berbagai negara yang masih agresif menaikkan suku bunga acuannya.

“Pasar SBN net outflow lebih karena normalisasi kebijakan moneter dunia yang agresif sejalan dengan tekanan inflasi global yang tinggi,” ucap Faisal.

Komentar