Bank Sentral AS Agresif, Rupiah Keok Sepekan, Duet Batu Bara & The Fed

JurnalPatroliNews – Amerika Serikat – Rupiah tidak berdaya di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada pekan ini. Menurut data Refinitiv, rupiah melemah 1,6% dalam sepekan. Padahal, pekan lalu rupiah menguat 0,6% sepekan. Pada penutupan perdagangan Jumat (10/2/2023), rupiah anjlok 0,27% ke posisi Rp15.130/US$.

Pergerakan Rupiah terhadap Dolar AS Penguatan pada Rabu (8/2) dan Kamis (9/2) masing-masing sebesar 0,30% dan 0,3% tidak mampu menutupi pelemahan rupiah, yang sejak Senin sempat merosot lebih dari 1%. Ini seiring pasar melihat ada kemungkinan bank sentral AS (The Fed) masih bertindak agresif tahun ini. Lebih lanjut, pelaku pasar cenderung berhati-hati dan menunggu rilis data inflasi Amerika Serikat yang akan dilaporkan pada Selasa minggu depan.

Hal tersebut menentukan bagaimana sikap The Fed mengenai kebijakan moneternya.
Mengingat tenaga kerja yang tercatat masih kuat bahkan di luar ekspektasi menjadi 517.000 tenaga kerja baru dibandingkan bulan sebelum yang berada di kisaran 200.000 an. Menyusul juga komentar-komentar hawkish dari beberapa pejabat The Fed. Salah satunya datang dari Christoper Waller yang mengungkapkan akan terus memerangi inflasi hingga mencapai targetnya yakni 2%.

Komentar