JurnalPatroliNews – Jakarta,- TNI angkatan Darat menyelenggarakan kegiatan dialog kebangsaan dalam judul merajut sinergitas komponen bangsa guna menangkal polariasi bangsa yang dihadiri oleh peserta acara dari pejabat TNI Angkatan Darat, Tokoh agama dan public figure di Aula AH nasution, Mabesad Jakarta(7/9).Menggandeng beberapa tokoh masyarakat dan pimpinan Serta stafsus BPIP dalam rangka bersinergi bersama dalam menjaga kemajemukan bangsa dan mengajak masing-masing elemen masyarakat untuk bergerak bersama dalam menjaga plurarisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Seminar secara Luring ini dihadiri Antara lain kepala staf angkatan Darat Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman, S.E., M.M., Menteri agama Yaqut Cholil Qoumas, Tokoh agama islam Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan ,Tokoh NU K.H. Ahmad Muwafiq,Sekretaris Dewan Pengarah BPIP Mayor Jenderal TNI (Purn.) Wisnu Bawa Tenaya, Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Dr Antonious Benny Susetyo , Rektor Universitas Pertahanan Laksamana Madya TNI Prof.Dr.Ir. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., DESD, ASEAN Eng., , kepala PPAD, Pimpinan tokoh agama dan undangan lainnya. Dalam Dialog Kebangsaan bersama Narasumber Dr Antonious Benny Susetyo Menyatakan Bahwa Pancasila merupakan benteng tangguh terakhir penjaga NKRI dari intoleransi dan radikalisme.
Dalam Sambutan Pembuka dari Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman, S.E., M.M.,menyatakan bahwa Sebelum indonesia merdeka telah ada beberapa kerajaan-kerajaan terkenal yang belum berhasil menyatukan indonesia.”Sebelum kemerdekaan di Zaman dahulu juga tumbuh subur perbudakan dan penindasan. Di zaman perang kedaerahan tidak pernah ada perjuangan yang bisa berhasil karena belum ada alat pemersatu bangsa.Setelah itu mulai munculnya budi Utomo pada Tahun 1908 sampai 1945 dan dalam rentang waktu itu kita hanya butuh 37 tahun untuk merdeka karena bangsa telah mengenal semangat persatuan dan kesatuan”,Ujar Dudung
Menurut Dudung Kemerdekaan yang diperoleh saat ini diperoleh dari jerih payah dan tetesan keringat seluruh tumpah darah indonesia.Nilai-nilai kebangsaan muncul jika ada gotong royong. “Ancaman saat ini lebih kompleks karena menyangkut persatuan dan kesatuan bangsa oleh karena itu kita harus merawat nilai kebangsaan dengan menjadi agen yang menjaga nilai dan meneruskan perjuangan dalam menegakkan pancasila di Indonesia,”tandas Dudung.
Komentar