Menurut sebuah studi baru , amuba bersel tunggal, pemakan otak, yang dikenal sebagai Naegleria fowleri (N. fowleri) telah menyebar tanpa henti ke utara selama empat dekade terakhir.
Para peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melacak pembunuhan besar-besaran selama empat dekade N. fowleri di seluruh AS bagian selatan dan mencatat kasus-kasus terjadi di garis lintang yang lebih tinggi, kemungkinan karena efek perubahan iklim.
Jumlah kasus tetap sama dari tahun ke tahun, namun distribusi geografis memprihatinkan. N. fowleri menyebabkan infeksi otak yang mematikan dan mematikan yang disebut meningoensefalitis amuba primer (PAM).
Ini ditemukan di air tawar yang hangat seperti danau, sungai, dan waduk. Dalam setiap kasus, air yang terkontaminasi naik ke hidung seseorang, dari mana infeksi menyebar ke batang otak pasien melalui saraf penciuman mereka.
Infeksi telah bergeser ke utara sekitar 8,2 mil (13,3 kilometer) per tahun, dengan kasus-kasus dalam penelitian yang ditelusuri kembali sejauh 1978, yang semuanya terkait dengan paparan air rekreasi.
Para peneliti juga mencatat suhu rata-rata harian yang lebih tinggi yang tercatat dalam dua minggu sebelum setiap infeksi.
“Ada kemungkinan bahwa kenaikan suhu dan akibatnya peningkatan penggunaan air untuk rekreasi, seperti berenang dan olahraga air, dapat berkontribusi pada perubahan epidemiologi PAM,” tulis para penulis.
Sayangnya, saat ini tidak ada tes cepat untuk keberadaan N. fowleri di dalam air, jadi satu-satunya saran kesehatan masyarakat saat ini adalah menghindari air tawar hangat selama periode cuaca baik atau, sebagai alternatif, perenang menutup hidung atau menyimpannya di atas air.
Komentar