JurnalPatroliNews – AS – Amerika Serikat dilaporkan tengah berupaya membangkitkan kembali United Nations Command (UNC) atau Komando PBB, yang selama ini kurang aktif, untuk meningkatkan potensi konflik di Semenanjung Korea. Langkah ini dipandang sebagai upaya AS menciptakan alat perang baru di kawasan tersebut.
UNC, dibentuk pada 24 Juli 1950, merupakan pasukan militer multinasional yang mendukung Korea Selatan selama Perang Korea. Pada saat itu, sebanyak 22 negara turut serta menyumbangkan personel militer atau medis.
Setelah tercapainya gencatan senjata, Majelis Umum PBB pada 1975 mengeluarkan resolusi 3390 (XXX) yang menyerukan pembubaran UNC pada 1 Januari 1976, sebagai bagian dari langkah menuju perjanjian damai.
Namun, UNC tetap beroperasi hingga saat ini, dengan Amerika Serikat sebagai komando utama. Tugas utamanya adalah menjaga gencatan senjata dan memfasilitasi komunikasi antara Korea Utara dan Korea Selatan. Kini, upaya AS dan Korea Selatan untuk menghidupkan kembali peran UNC, yang tercermin dalam berbagai pertemuan dan deklarasi bersama, memicu kemarahan dari pihak Korea Utara.
Kementerian Luar Negeri Korea Utara melalui juru bicara Lembaga Perlucutan Senjata dan Perdamaian mengecam upaya AS yang melibatkan anggota UNC dalam latihan militer gabungan, menyebutnya sebagai tindakan agresif yang mengancam stabilitas regional.
“Kami menganggap langkah konfrontatif AS dan sekutunya sebagai provokasi politik dan militer yang sangat berbahaya, yang akan menyebabkan ketidakseimbangan keamanan dan meningkatkan risiko perang di Semenanjung Korea,” tegas juru bicara tersebut dalam pernyataan yang dirilis pada Senin (16/9).
Menurut pernyataan tersebut, menghidupkan kembali UNC sama saja dengan menciptakan NATO versi Asia, yang berpotensi memicu konflik global baru.
“Perluasan UNC merupakan langkah awal pembentukan NATO versi Asia, yang akan menjerumuskan kawasan Asia-Pasifik ke dalam struktur Perang Dingin baru,” tambahnya.
Korea Utara pun menegaskan bahwa mereka tidak akan tinggal diam menghadapi ancaman ini dan berjanji akan terus melancarkan aksi perlawanan terhadap upaya destabilisasi yang dilakukan oleh negara-negara Barat.
“(Korea Utara) akan terus mengambil tindakan penanggulangan strategis baru untuk menahan dan menggagalkan gerakan konfrontasi yang sembrono dari pasukan musuh untuk mengganggu perdamaian dan stabilitas di semenanjung Korea,” pungkasnya.
Komentar